Diet Gagal Terus? Makanya Jangan Percaya Tiga Mitos Ini!

- Selasa, 12 Mei 2020 | 12:24 WIB
Ilustrasi diet (Unsplash)
Ilustrasi diet (Unsplash)

Memiliki tubuh yang ideal dan sehat adalah impian banyak orang. Untuk mencapai itu, orang-orang dengan berat badan berlebih disarankan menjalani diet dan olahraga.

Namun, ketika berat badan tidak kunjung turun maka mereka akan merasa frustrasi. Kegagalan ini bukan berarti diet dan olahraga yang dilakukan tidak efektif, melainkan karena terlalu percaya pada mitos kesehatan.

Inilah tiga mitos kesehatan yang sering kali menggagalkan kamu memiliki tubuh ideal, seperti dilansir dari Men's Health:

1. Dilarang menambah massa otot.

-
Ilustrasi berolahraga untuk menambah massa otot (Unsplash)

Ini jelas-jelas mitos yang tidak usah dipercaya. International Journal of Obesity menjelaskan bahwa otot berkontribusi 20% terhadap laju metabolisme. Sementara, lemak hanya berkontribusi 3%.

Kamu tetap bisa tampak ramping sekalipun menambah massa otot melalui latihan kekuatan atau bodybuilding. Laju metabolisme adalah laju keseluruhan oksidasi jaringan bahan bakar oleh semua organ tubuh.

Semakin cepat proses pembakaran lemak dengan menggunakan protein terjadi, maka kamu akan berhasil menurunkan berat badan sekaligus memiliki massa otot.

Beberapa latihan pembangun kekuatan untuk mendapatkan otot adalah angkat beban, push-up, crunches dan squat kaki.

2. Semua Lemak Sama-sama Jahat.

-
Ilustrasi orang obesitas (Unsplash)

Kamu harus tau kalau tidak semua lemak itu jahat. Ada lemak jenuh dan ada lemak tak jenuh. Kebanyakan makanan mengandung kedua jenis lemak ini, tapi dala mproporsi berbeda.

"Sebagian besar makanan mengandung campuran kedua jenis (lemak). Kehadiran lemak jenuh "buruk" dalam steak iga mengandung jumlah kalori yang sama dengan salmon," kata pakar nutrisi Steve Grant seperti dilansir Medical Daily.

Jika dikonsumsi berlebihan, lemak jenuh bisa menyebabkan dampak negatif untuk kesehatan, namun tidak sebanyak lemak trans, yang banyak ditemukan dalam makanan olahan.

Makanan yang mengandung banyak lemak jenuh termasuk daging merah, mentega, keju, dan es krim. Lemak jenuh juga ada di beberapa lemak nabati seperti minyak kelapa dan minyak sawit.

Sementara itu, lemak tak jenuh "baik" - lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda - menurunkan risiko penyakit.

Makanan yang mengandung lemak tak jenuh tinggi termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, minyak ikan dan sayuran seperti minyak zaitun, minyak kanola dan bunga matahari.

3. Karbohidrat buruk untuk dirimu

-
Ilustrasi makanan berkarbohidrat (Unsplash)

Sadarilah bahwa tubuh juga membutuhkan karbohidrat agar kamu lebih berenergi seharian. Kamu tidak perlu berdiet hingga tak mengonsumsi karbohidrat sama sekali.

Halaman:

Editor: Zega

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X