Duh! COVID-19 Belum Kelar, Muncul Virus Baru 'NeoCoV' yang Diklaim Lebih Ganas & Mematikan

- Minggu, 30 Januari 2022 | 10:22 WIB
Ilustrasi penelitian terhadap virus baru NeoCoV (Pixabay/PlargueDoctor)
Ilustrasi penelitian terhadap virus baru NeoCoV (Pixabay/PlargueDoctor)

Di tengah perjuangan dunia melawan virus COVID-19, ilmuwan China melaporkan temuan virus baru yang disebut lebih ganas. 

Virus itu dikenal dengan nama NeoCov, yang diklaim sebagai varian Covid baru. Parahnya, mengutip dari The Independent, Minggu (30/1/2022), NeoCov Coronavirus ini memiliki tingkat kematian dan penularan yang lebih tinggi. 

Virus ini disebut dapat membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi. Akan tetapi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemunculan NeoCoV masih perlu diteliti lebih lanjut.

"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia akan memerlukan penelitian lebih lanjut," papar WHO.

Selain itu, WHO juga mengungkap virus ini bukanlah varian baru dari COVID-19 atau SARS-CoV-2, melainkan jenis baru virus Corona yang ditularkan melalui hewan. Nama lain dari NeoCoV adalah Neoromicia Capensis.

"Hewan, khususnya satwa liar merupakan sumber lebih dari 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia, banyak di antaranya disebabkan oleh virus baru. Virus corona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami virus. banyak dari virus ini," sambung WHO.

Lalu, Apa Itu NeoCoV?

Mengutip dari Theprint.in, virus NeoCoV merupakan kerabat genetik terdekat dari MERS-CoV atau jenis virus Corona lainnya yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan di Timur Tengah.

Seperti yang diketahui, MERS-CoV sendiri pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012 lalu. Berdasarkan data WHO, sekitar 35 persen pasien yang terinfeksi MERS-CoV meninggal dunia.

Meski disebut kerabat genetik dari MERS-CoV dan sangat berpotensi menyerang manusia, sampai saat ini, masih belum ditemukan adanya kasus manusia yang terinfeksi NeoCoV.

Akan tetapi manusia harus waspada sebab berdasarkan penelitian yang diunggah di bioRxiv oleh ilmuwan China, virus ini dapat menular dari hewan ke manusia. 

“Tim peneliti juga menemukan virus NeoCoV bersifat zoonosis, artinya, ditularkan melalui hewan ke manusia. Penularan tersebut dapat terjadi secara kontak langsung ataupun tidak,” bunyi hasil penelitian yang diunggah di bioRxiv oleh ilmuwan China.

Disebutkan NeoCov dengan mudah dapat mengikat reseptor ACE 2 dalam sel kelelawar untuk menginfeksi hewan tersebut, tetapi tidak efisien untuk mengikat reseptor ACE 2 manusia kecuali terjadi mutasi baru.

"NeoCoV dapat menggunakan reseptor ACE 2 pada kelelawar tetapi mereka tidak dapat menggunakan reseptor ACE 2 manusia kecuali terjadi mutasi baru," kata dr Shashank Joshi dari gugus tugas COVID di Maharashtra.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X