Di tengah-tengah ganasnya varian Delta, muncul varian Omicron yang dinilai lebih menular. Terkait hal ini, siapa sebetulnya yang lebih 'ganas'? Berikut hasil penemuan yang telah dilakukan oleh peneliti.
Dilakukan oleh para peneliti Afrika Selatan dan Skotlandia, mereka mendapati bahwa varian Omicron tak begitu berbahaya hingga membuat kematian. Hal ini didapati usai diteliti di Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan. Disebutkan bahwa seseorang yang terinfeksi Omicron memiliki kemungkinan lebih rendah untuk berakhir di rumah sakit daripada mereka yang terinfeksi Delta.
"Di Afsel, ini adalah sebuah epidemi. Omicron berperilaku dengan cara yang tidak terlalu parah," ungkap Profesor Cheryl Cohen dari NICD dikutip dari Reuters, Kamis (23/12/2021).
Hal senada juga ditemukan dari hasil penelitian di Skotlandia. Sebuah studi yang dilakukan di University of Edinburgh tersebut menemukan bahwa seseorang yang terinfeksi Omicron dan telah mendapat vaksinasi penuh memiliki kemungkinan 80 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan infeksi Delta.
"Meskipun jumlahnya kecil, penelitian ini adalah kabar baik. Ada pengurangan dua pertiga rawat inap pada usia muda yang divaksinasi penuh dibandingkan saat terinfeksi Delta, menunjukkan Omicron lebih ringan bagi banyak orang dan vaksin penuh manjur," terang James Naismith, Direktur Rosalind Franklin Institute dan profesor struktural biologi di Universitas Oxford, dikutip dari CNN Internasional.
Namun sayang, pihak WHO sendiri masih belum mau berkomentar apa-apa terkait penelitian ini. Mereka mengatakan masih perlu lebih banyak lagi penelitian untuk menyimpulkan hal tersebut.
"Kami belum melihat varian ini beredar cukup lama di populasi di seluruh dunia, terutama di populasi yang rentan. Kami telah meminta tiap negara untuk berhati-hati dan benar-benar berpikir matang, terutama musim libur akan datang," jelasnya.
