Selingkuh Sering Dibenarkan dengan Alasan 'Puber Kedua', Benarkah Ada Puber Kedua?

- Kamis, 27 Januari 2022 | 20:26 WIB
Ilustrasi suami mendapati seorang pria di kamar tidur bersama istrinya. (Freepik)
Ilustrasi suami mendapati seorang pria di kamar tidur bersama istrinya. (Freepik)

Fenomena perselingkuhan belakangan menjadi topik yang ramai dibicarakan di jagat maya karena kemunculan film-film dan berita bertema perselingkuhan.

Meskipun bukan hal baru, perselingkuhan agaknya akan terus menjadi bahan menarik untuk dibicarakan orang-orang.

Berbicara mengenai perselingkuhan, ada satu alasan klasik yang kerap dijadikan sebagai pembenaran, yakni 'puber kedua'. Si pelaku perselingkuhan biasanya menggunakan alasan itu sebagai dalih atas apa yang ia lakukan.

Namun, secara medis, apakah ada yang namanya puber kedua?

Menurut Psikolog Klinis dan Sexuality Educator, Inez Kristanti, tidak ada yang namanya puber kedua, seperti halnya tidak ada yang namanya mid-life crisis.

"Puber ya sekali aja, waktu mau remaja itu. Ada yang bilang istilah lainnya adalah “midlife crisis”. Sama, ini tuh juga gak ada bukti biologisnya," kata Inez dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya, Kamis (27/1/2022).

Lantas, mengapa ada banyak orang yang suka selingkuh atau kasmaran lagi pada usia kepala empat atau kepala lima?

Menurut Inez, hal itu lebih disebabkan karena rasa penasaran, bukan karena mitos "puber kedua".

"Yang terjadi itu mungkin di usia tersebut, dia merasa udah lebih mendekati kematian daripada kelahiran. Jadi muncul pertanyaan, 'Gue udah bener2 nikmatin hidup belum ya?', 'Jalan hidup yang gue ambil udah bener belum ya?'. Jadilah mungkin penasaran coba2 hal baru," katanya.

Menurut Inez, hasrat penasaran ini bukannya tidak bisa dibendung. Justru, seseorang sebenarnya sangat bisa mengendalikan hasrat tersebut asalkan mau.

"Perasaannya bisa dipahami, tapi sebaiknya gak sampai hilang kendali. Dan juga jangan pake alasan 'ya ini kan emang aku lagi puber kedua' untuk membenarkan selingkuh atau beli barang2 mahal that you can’t actually afford," kata Inez, yang mengaku merujuk pada buku Jackson, M. (2020) 'Life begins at 40: The demographic and cultural roots of the midlife crisis'. Notes and Records, 74, 345-364.

"Selingkuh ya selingkuh aja. Boros ya boros aja. Ngebandel ya ngebandel aja," Inez menambahkan.

Artikel Menarik Lainnya:

Perihal 'Layangan Putus' dan Perselingkuhan, Psikolog Ingatkan Bahaya yang Tidak Main-Main

Perselingkuhan Lagi Ramai, Ini Tanda-Tanda Pasangan Kamu Selingkuh, Amati Perubahannya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X