Studi: Kerusakan Paru-paru Ditemukan Pada Pasien yang Meninggal Karena Covid-19

- Rabu, 4 November 2020 | 11:05 WIB
Ilustrasi kerusakan paru-paru (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi kerusakan paru-paru (Pexels/Anna Shvets)

Sebuah studi tentang paru-paru orang yang telah meninggal karena Covid-19 ditemukan kerusakan paru-paru yang terus-menerus dan ekstensif dalam banyak kasus.

Hal ini dapat membantu dokter memahami apa yang ada di balik sindrom yang dikenal sebagai 'Covid panjang', di mana pasien menderita gejala yang berkelanjutan selama berbulan-bulan.

Dilansir dari Reuters, para ilmuwan  yang memimpin penelitian mengatakan mereka juga menemukan beberapa karakteristik unik SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, yang mungkin menjelaskan mengapa hal itu dapat menyebabkan kerusakan seperti itu.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa Covid-19 bukan hanya penyakit yang disebabkan oleh kematian sel yang terinfeksi virus, tetapi kemungkinan merupakan konsekuensi dari sel-sel abnormal yang bertahan lama di dalam paru-paru,” kata Mauro Giacca, seorang profesor di King's College, dilansir dari Reuters.

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti menganalisis sampel jaringan dari paru-paru, jantung, hati, dan ginjal dari 41 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Trieste Italia antara Februari dan April 2020.

Giacca mengatakan bahwa, sementara tim risetnya tidak menemukan tanda-tanda infeksi virus atau peradangan berkepanjangan pada organ lain, mereka menemukan kerusakan yang sangat besar pada arsitektur paru-paru, dengan jaringan sehat hampir seluruhnya digantikan oleh bekas luka.

“Dapat dibayangkan bahwa salah satu penyebab kasus Covid berkepanjangan adalah karena kerusakan parah pada paru-paru (jaringan),” katanya dilansir dari Reuters.

Bukti yang berkembang dari seluruh dunia menunjukkan bahwa sebagian kecil orang yang pernah menderita Covid-19 dan pulih dari infeksi awal dapat mengalami berbagai gejala yang sedang berlangsung termasuk kelelahan, kabut otak, dan sesak napas. Kondisi ini sering disebut dengan 'Covid panjang'.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet eBioMedicine itu juga menemukan virus itu sendiri masih ada di banyak jenis sel.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X