Apa Bedanya Pneumonia Biasa dengan Pneumonia Akibat Korona?

- Kamis, 30 Januari 2020 | 10:47 WIB
Tim medis rawat pasien terkena pneumonia akibat virus korona di Wuhan (China Daily via REUTERS)
Tim medis rawat pasien terkena pneumonia akibat virus korona di Wuhan (China Daily via REUTERS)

Salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh virus korona atau nCov adalah pneumonia. Namun, apa bedanya pneumonia biasa dengan pneumonia yang disebabkan oleh virus korona?

Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Feni Fitriani menjelaskan bahwa gejala pneumonia biasa dan pneumonia karena virus korona sebenarnya sama saja. 

Gejalanya adalah demam dan infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering dan pilek, sesak dan kesulitan bernapas, juga lesu. Jika kamu merasakan gejala ini, segera berkonsultasi ke dokter untuk memastikan status penyakitmu.

Pneumonia juga bisa menyerang segala kalangan usia, namun anak kecil, ibu hamil, dan lansia harus lebih hati-hati. Soalnya, kekebalan tubuh mereka tidak sebaik orang di usia produktif.

-
Petugas medis memeriksa pasien terkena penyakit pneumonia akibat virus korona(China Daily via REUTERS)

Pneumonia biasanya disebabkan oleh streptococcus, staphylococcus, dan lagionella. Namun, untuk yang sekarang ini berasal dari virus korona.

Virus korona sebelumnya juga sempat menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Infection (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang menjangkiti ribuan orang di dunia.

Vaksin untuk pneumonia memang sudah ditemukan, contohnya vaksin pneumokokus (PCV atau PPSV23), dan vaksin Hib. Tapi, untuk pneumonia akibat virus korona masih belum ada vaksinnya.

"Hal ini karena pneumonia pada kasus outbreak saat ini disebabkan oleh virus korona jenis baru," tulis Feni.

-
Petugas rumah sakit Berlin mengetes virus korona (REUTERS/Axel Schmidt)

Untuk mencegah terkena pneumonia akibat virus korona, usahakan tidak bepergian ke daerah terjangkit, dan cari bantuan medis bila kamu mengalami gejala demam dan batuk disertai kesulitan bernapas.

Hal lainnya, perhatikan higienitas diri, rajin cuci tangan terutama sebelum memegang mulut, hidung, dan mata, atau setelah memegang instalasi publik. Sebaiknya cuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik, lalu keringkan dengan handuk atau kertas.

"Wabah ini memang belum ada obatnya. Namun, dengan menjaga daya tahan tubuh dan menjalani perilaku hidup bersih serta gaya hidup yang sehat, kita dapat mencegah penyebaran penyakit ini lebih luas," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Terkini

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X