Kamu mungkin pernah menemui sosok yang selalu ingin menyenangkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri. Tak jarang mereka mengesampingkan kebutuhannya demi orang lain. Orang ini biasa disebut sebagai people pleaser.
People pleaser biasanya menyenangkan orang lain karena alasan ketakutan akan penolakan, merasa bersalah hingga merasa senang saat dibutuhkan. Jika ia berhenti menyenangkan orang lain, ia berpikir orang akan meninggalkannya.
Menyenangkan orang lain memang tidak ada salahnya. Namun jika hal tersebut sampai mengorbankan diri sendiri hingga membuat tertekan batin atau berujung menjadi people pleaser, maka ini akan berdampak pada kesehatan mental.
Baca juga: Ironi People Pleaser, Kurang PD dan Rela Korbankan Diri Demi Menyenangkan Hati Orang Lain
Dikutip dari laman Physicology Today, Kecenderungan untuk menyenangkan berhubungan dengan Dependent Personality Disorder. Kepribadian yang menyenangkan juga terkait dengan tipe kepribadian Masokis.
Sulit mengatakan tidak, berikut tanda-tanda people pleaser:
- Memiliki harga diri yang rendah
- Mengakomodasi kebutuhan orang lain
- Merusak kebutuhannya sendiri
- Mengikuti arus dikte orang lain
- Tidak tegas terhadap diri sendiri
- Mengatakan maaf saat permintaan maaf tidak diperlukan
- Memiliki sedikit kesadaran diri
- Sering mengorbankan diri demi orang lain
People pleaser bisa sebabkan frustrasi
Dikutip dari Healthline, jika people pleaser menghabiskan waktunya melakukan sesuatu untuk orang lain, orang yang dibantu mungkin akan mengingat mengorbanan dan bantuannya.
Namun, seiring berjalannya waktu mereka mungkin berubah jadi hanya ingin memanfaatkan si people pleaser. Bersikap baik dengan motif tertentu pada akhirnya akan menimbulkan kebencian dan frustrasi.
Orang yang melakukan segalanya untuk semua orang menghilangkan hak pilihan pribadi orang lain juga berisiko membuat orang terdekatnya merasa terabaikan dan terganggu.
