Waspada! Pola Hidup Tidak Sehat Bisa Memperparah Sumbatan Penyebab Jantung Koroner

- Rabu, 5 April 2023 | 09:35 WIB
Ilustrasi penderita penyakit jantung (freepik)
Ilustrasi penderita penyakit jantung (freepik)

Pola hidup tidak sehat yang dilakoni sejak usia muda, dan beberapa faktor isiko lainnya ternyata bisa memperparah sumbatan atau plak arterisklerosis pada pembuluh darah, sebagai penyebab penyakit jantung koroner (PJK).

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Utojo Lubiantori Sp.JP mengatakan, plak adalah bagian dari dinding pembuluh darah, yang proses pertumbuhannya bisa cepat dipicu dengan faktor risiko lainnya, misalnya saja hipertensi dan diabetes.

"Jadi sebenarnya plak itu bagian dari dinding pembuluh darah, dia tumbuh prosesnya dipercepat dengan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, kegemukan, genetik, faktor usia dan lebih banyak jenis kelamin pria," ucapnya dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Selasa malam (4/4/2023).

Dr Utojo menambahkan, laki-laki dengan pola tidak sehat seperti merokok sejak muda, serta adanya faktor risiko lain bisa meningkatkan risiko PJK dan penyumbatan pada pembuluh darah ketimbang perempuan.

Baca juga: Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Diabetes hingga Jantung Koroner

Sedangkan, pada kelompok perempuan, hormon estrogen membuat kelompok ini memiliki risiko yang bisa dibilang sangat kecil terjadi penyumbatan jika tidak ada faktor risiko yang menyertainya.

Namun, angka kejadian PJK pada perempuan bisa sama dengan laki-laki saat memasuki masa menopause.

-
Ilustrasi wanita menderita penyakit jantung (Freepik/jcomp)

Oleh sebab itu, Utojo mengatakan perlu dilakukan check up pada kelompok yang memiliki faktor risiko dan kebiasaan merokok dengan perekaman elektrokardiogram (EKG), treadmill, USG jantung, CT Scan jantung, nuklir jantung dan kateterisasi.

"Lakukan check up dengan enam item, EKG rekaman jantung, treadmill, USG jantung itu yang direkam irama jantung dan akurasinya dibawah 80 persen, CT scan jantung, nuklir jantung dan yang paling tepat kateterisasi Gold standard-nya karena melihat langsung," ucap dokter lulusan Leiden University Medical Center, Belanda ini.

Sampai saat ini, penyakit jantung masih menjadi urutan tertinggi penyebab kematian. Ada beberapa macam penyakit jantung yaitu gangguan irama jantung yang biasanya diderita atlet, penyakit jantung bawaan, hipertensi dan kelainan katup.

Sedangkan 70 persen penyakit jantung didominasi oleh pengakit jantung koroner yang merupakan penyakit dasar seperti serangan jantung atau sudden death dan angina pektoris atau sakit dada.

Gejala penyakit jantung koroner bisa dirasakan seperti sesak napas, terasa penuh, tertekan dan panas. Lokasinya tidak selalu di dada, rasa sakit bisa muncul di ulu hati, leher, rahang dan punggung. Gejala ini akan muncul ketika sedang beraktivitas atau kelelahan.

"Kalo cepat capek berati dia sudah penurunan fungsi fisik. Ketika serangan susah dideteksi, tapi setiap timbul saat aktivitas dan selalu berulang itu termasuk angina pektoris (sakit dada)," ucap dr Utojo.

Baca juga: Studi: Pulih dari Infeksi Pneumonia Koroner Baru Bisakah Kembali Terinfeksi?

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X