Cegah Dampak Alergi pada Anak, Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua

- Senin, 29 Juni 2020 | 18:59 WIB
Ilustrasi anak alergi. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi anak alergi. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Alergi susu sapi merupakan salah satu jenis alergi yang paling banyak dialami anak. Alergi ini diakibatkan oleh respons sistem imun yang tidak normal terhadap protein susu sapi yaitu whey dan kasein. Biasanya, saat alergi susu sapi kambuh, pada anak muncul ruam-ruam merah pada, gangguan sistem pernapasan yakni batuk dan bersin berulang, atau masalah di sistem pencernaan seperti diare.

Orang tua perlu mengenali alergi pada anak sejak dini. Sebab alergi yang tidak ditangani dengan tepat bisa berdampak pada banyak hal. Mulai dari segi kesehatan, tumbuh kembang anak, psikologi, hingga ekonomi.

“Kalau seorang anak sudah terdiagnosa alergi harus segera diatasi karena bisa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Bukan hanya pada anak, tapi keluarganya juga,” ujar konsultan alergi dan imunologi anak, Prof Budi Setiabudiawan SpA(k) dalam webinar ‘Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju’ yang diselenggarakan PT Sarihusada Generasi Mahardhika, Senin (29/6/2020).

Lebih lanjut Prof Budi menjelaskan, dalam jangka panjang apabila alergi tidak diatasi dari segi kesehatan dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan jantung. Selain itu, dari segi tumbuh kembang anak dapat terganggu dan tidak optimal. Selain itu, pada anak yang alergi akan timbul stres ketika gejala muncul dan menurunkan kualitas hidupnya.

Psikologi orangtua juga bisa ikut terpengaruh karena memikirkan ekonomi dan tumbuh kembang anak. Pengeluaran orangtua untuk anak yang alergi jika tidak tertangani otomatis menjadi lebih banyak karena harus anak harus sering berobat atau bahkan rawat inap.

“Untuk mencegah dampak tersebut, orangtua harus tetap tanggap, kenali gejala alergi susu sapi sedini mungkin. Konsultasikan ke dokter jika muncul gejala, ini yang paling penting. Jangan diagnosa sendiri atau bahkan mengambil tindakan sendiri,” kata Prof Budi.

Dia melanjutkan, tanpa konsultasi dengan dokter, diagnosa pada anak akan terlambat sehingga penanganan tidak segera mungkin dan optimal. Penanganan yang terlambat dapat menghambat tumbuh kembang anak. Jika orangtua langsung berkonsultasi saat gejala alergi muncul, maka dokter bisa memastikan dan menentukan tatalaksana terhadap penyakit yang muncul.

“Pencetus penyakit alergi akan diketahui kalau sudah konsultasi sehingga orangtua bisa mengendalikan. Contoh menghindari semua makanan yang mengandung protein susu sapi kemudian mengendalikan tumbuh kembang anak agar optimal,” pungkas Prof Budi.

Sementara itu, dalam rangka Pekan Alergi Dunia, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) melalui salah satu brand-nya mengadakan rangkaian program edukasi untuk orangtua mengenai tips menjaga kesehatan anak alergi susu sapi.

Orangtua bisa mengakses konten edukasi digital di media sosial yang berisi interaksi langsung dengan para ahli, kelas Zumba Tanggap Alergi, inspirasi kreasi resep sehat berbahan dasar SGM Eksplor Advance+ Soya dari para celebrity chef, serta tips-tips lainnya.

“Konten-konten edukasi digital tersebut bisa diakses dengan mudah melalui akun Instagram @soya_generasimaju dan Facebook Page Soya untuk Generasi Maju untuk memberikan inspirasi dan mendukung para Bunda Tanggap Alergi Generasi Maju agar tetap memperoleh edukasi nutrisi serta cara mengatasi dan mengendalikan faktor yang menyebabkan alergi susu sapi pada anak,” pungkas Digital Marketing Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Mediana Herwijayanti dalam kesempatan yang sama.

 


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X