Mengenal 4 Gangguan Menstruasi yang Perlu Diwaspadai

- Kamis, 26 November 2020 | 19:23 WIB
Ilustrasi menstruasi. (Pexels/Nataliya Vaitkevich)
Ilustrasi menstruasi. (Pexels/Nataliya Vaitkevich)

Menstruasi merupakan hal yang normal terjadi pada wanita setiap bulannya. Namun tidak semua wanita mengalami menstruasi yang normal.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Kartika Cory, SpOG menjelaskan pada kondisi normal, siklus menstruasi terjadi setiap 21 sampai 35 hari. Sedangkan panjangnya menstruasi terjadi selama tiga sampai tujuh hari.

"Banyaknya darah haid (normal) 40-60 mili liter atau setara dengan tiga sampai empat kali ganti pembalut dalam sehari," kata dr. Kartika dalam sebuah webinar, Rabu (25/11/2020).

Jika siklus dan kondisi menstruasi berbeda dari kondisi di atas, dr. Kartika mengatakan kemungkinan terjadi gangguan. Inilah empat gangguan menstruasi yang sering terjadi pada wanita.

1. Hipermenorea

Hiperminorea adalah kondisi di mana perdarahan yang terjadi sangat banyak atau lebih banyak dari menstruasi normal.

"Misalnya yang tadinya sehari tiga kali ganti pembalut, jadi enam pembalut," ujar dr. Kartika.

2. Hipomenorea

Kebalikan dari hipermenoria, hipomenaria adalah kondisi di mana darah haid yang keluar lebih sedikit dari volume normal.

"Pada haid normal, biasanya hari kedua sedang banyak-banyaknya (darah). Tapi pada hipomenorea malah cuma satu kali ganti pembalut, sudah kering," lanjut dr. Kartika.

BACA JUGA: Nyeri Haid Parah Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesuburan, Jangan Diabaikan!

3. Kelainan Siklus Menstruasi

Gangguan lainnya adalah kelainan siklus menstruasi yang dapat berupa polimenorea, oligomenorea, dan amenorea. Polimenorea adalah kondisi di mana seseorang mengalami menstruasi lagi sebelum 21 hari. Oligomenorea adalah ketika seseorang mengalami menstruasi setelah lebih dari 35 hari. Sedangkan amenorea adalah kondisi di mana seseorang tidak mengalami menstruasi lebih dari tiga bulan.

"Kalau polimenorea, oligomenoria, amenorea biasanya karena hormonal juga bisa. Akhir-akhir ini sering terjadi Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS), di mana enggak haid-haid, tapi ternyata enggak hamil. Setelah diperiksakan lebih lanjut dia kena PCOS," jelas dr. Kartika.

4. Dismenore

Dismenore merupakan gangguan kram atau nyeri yang parah pada area perut saat menuju menstruasi. Jika kamu mengalami dismenore setiap kali menstruasi, segera konsultasikan ke dokter kandungan agar diberi penanganan yang tepat. Sebab, dismenore bisa menjadi pertanda endometriosis yang mengganggu kesuburan.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X