Kisah 5 Perawat Berpengaruh di Dunia yang Mengubah Sejarah

- Kamis, 14 Mei 2020 | 13:45 WIB
Clara Barton dan Florence Nightingale. (Wikimedia Commons)
Clara Barton dan Florence Nightingale. (Wikimedia Commons)

Merayakan Hari Perawat Internasional yang jatuh pada 12 Mei lalu, membawa suasana baru di tengah pandemi virus corona saat ini. Seperti yang sudah diketahui bahwa peranan perawat sebagai pendamping dokter begitu penting terlebih lagi saat melawan ganasnya virus Covid-19. Ribuan bahkan jutaan perawat di seluruh dunia tengah sibuk dan masih terus berjuang bersama.

Peringatan Hari Perawat Internasional ini merupakan bentuk penghormatan pada tokoh penting dalam dunia medis. Florence Nightingale merupakan perawat di masa Perang Krimea tahun 1854-1856. Bahkan, berkat dedikasinya ia dijuluki 'Lady with the Lamp' yang artinya seseorang yang penuh kasih sayang dan pembawa kegembiraan.

Dilansir dari India Today, Kamis (14/5/2020) terdapat deretan perawat yang dikenal memiliki pengaruh besar dalam dunia keperawatan internasional.

1. Florence Nightingale

-
Florence Nightingale. (Wikimedia Commons)

Sejak kecil Florence Nightingale telah bercita-cita menjadi seseorang yang dapat meringankan penderitaan orang lain khususnya di dunia medis. Keputusan ini rupanya tidak sejalan dengan harapan kedua orangtuanya. Meski begitu Nightingale tetap berjuang dan bertahan agar bisa menjadi perawat yang terbaik.

Hingga akhirnya dalam kurun waktu tiga tahun, Nightingale berhasil menjabat sebagai pengawas rumah sakit wanita di wilayah London, Inggris. Kiprahnya di dunia medis kian terdengar apalagi di masa Perang Krimea. Banyak masyarakat yang akhrinya menjulukinya sebagai 'Lady with the Lamp'.

Di tahun 1860, ia juga sempat mendirikan Nightingale School of Nursing dan dilantik menjadi wanita pertama di dunia yang dilantik dalam Ordo Merit yakni sebuah Organisasi Militer Berdaulat Malta. Berkat jasa-jasanya maka hari ulang tahun Nightingale ditetapkan sebagai Hari Perawat Interasional. Nightingale meninggal dunia pada usia 90 tahun.

2. Clara Barton

-
Clara Barton. (Wikimedia Commons)

Perjuangan Nightingale akhirnya dilanjutkan oleh Clara Barton. Ia merupakan perawat asal Amerika Serikat. Sejak awal masa tugasnya, Clara terbiasa berada di situasi sulit Perang Saudara dan merawat jutaan tentara Amerika yang terluka. Ia juga tergabung dalam Palang Merah Amerika.

Berkat kepiawaiannya dalam merawat pasien, Clara dikenal sangat ramah dan mudah beradaptasi dengan para prajurit. Aksinya tersebut akhirnya diketahui Presiden Amerika Serikat kala itu Rutherford B Hayes dan Chester Arthur. Kemudian Clara meresmikan Palang Merah Amerika dan masih beroperasi hingga kini.

Peran Palang Merah Amerika di masa kini juga dikenal tanggap terhadap suatu peristiwa atau bencana yang ada di Amerika maupun negara lainnya.

3. Virginia Lynch

-
Virginia Lynch. (abeforense)

Bisa dikatakan Virginia Lynch merupakan sosok perawat masa kini yang berjuang untuk memperbaiki sistem dan keadilan bagi perempuan. Perawat forensik ini lahir pada tahun 1941 dikenal sebagai perawat yang berani. Saat masih menempuh pendidikan perawat dahulu, Lynch kerap bertemu dengan perempuan korban pemerkosaan.

Mirisnya kasus ini tidak mendapat proses hukum sehingga membiarkan para pelaku bebas berkeliaran. Lynch akhirnya berjuang untuk mengumpulkan bukti pemerkosaan seperti pakaian dan barang-barang pribadi korban. Setelah itu, Lynch melaporkan kejadian tersebut pada pihak berwenang.

Dari situlah Lynch akhirnya mengetahui bahwa barang-barang bisa dijadikan alat bantu lacak. Ia pun berhasil memasukan banyak penjahat ke penjara.

4. Mary Eliza Mahoney

-
Mary Eliza Mahoney. (Istimewa)

Perempuan keturunan Afrika-Amerika ini telah menyelesaikan studinya di sekolah keperawatan, Amerika Serikat. Di awal masa tugasnya, Mary tidak menemukan kesulitan yang signifikan. Ia berhasil melenggang menjadi perawat profesional dan mendirikan Asosiasi Nasional Perawat Lulusan Berwarna tahun 1908.

Bersama organisasi tersebut, Mary berusaha memperjuangkan adanya kesehatan layak di Afrika. Berkat perjuangan Mary, kini Afrika telah memiliki 440 ribu perawat.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X