Hanya beberapa hari lagi kita akan menyambut tahun baru dan pada umumnya di akhir tahun banyak sekali orang-orang yang memutuskan untuk berpergian, meski hanya sekadar liburan.
Tapi di tengah pandemi yang belum usai ini, justru ini menjadi khawatiran bagi kita semua khususnya pemerintah.
Untuk mencegah menyebarnya virus corona, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan penumpang kendaraan umum yang hendak keluar masuk Ibu Kota harus menyertai tes antigen, tes cepat (rapid), atau tes usap (swab).
Rapid test antigen mulai dibicarakan setelah aturan Pemprov DKI muncul. Rapid test antigen merupakan salah satu pengujian virus corona dengan mendeteksi protein virus (antigen).
Test antigen ini berbeda dengan rapid test antibodi yang menggunakan sampel darah, sementara rapid test antigen menggunakan sampel lendir yang diambil dalam hidung atau tenggorokan.
Sementara metode yang digunakan ialah swab nasofaring atau orofaring. Rapid test antigen ini dinilai lebih akurat jika dibandingkan dengan tes antibodi karena bisa mendeteksi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
Tapi tes jenis ini hanya bagian dari screening awal, hasilnya tetap dikonfirmasi dengan tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR).
Tes PCR memakan waktu yang lebih panjang dan prosedur yang lebih rumit dalam pemeriksaan sampelnya.
Aturan ini mulai berlaku mulai dari tanggal 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Persyaratan ini diperuntukan bagi semua angkutan yakni udara, laut dan darat.
Seperti yang Indozone rangkum dari berbagai sumber, rapid test antigen tidak hanya diterapkan di DKI Jakarta saja, tapi juga dibeberapa daerah, seperti Jawa Barat, DI Yogyakarta, Malang, Bali dan Jawa Tengah.
Sementara untuk biayanya, berkisar antara Rp 350.00 hingga Rp 665.000.
