Salah satu masalah pada area kewanitaan yang umum dirasakan perempuan adalah keputihan. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang baik, keputihan bisa berbahaya lho.
Dari data riset yang dilakukan di Indonesia, 75% perempuan di Indonesia pernah mengalami keputihan setidaknya sekali dalam hidupnya. Namun, keputihan ada yang normal dan tidak normal.
Pada keputihan yang normal, biasanya terjadi sebelum haid, setelah haid, hingga saat memasuki masa menopause.
"Keputihan yang normal biasanya tergantung siklus, gejala menstruasi, itu masih normal. Dua sampai tiga hari itu normal," kata Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG dalam webinar, Kamis (5/11/2020).
Sedangkan pada keputihan yang tidak normal, terjadi terus-terusan hingga masa subur setelah menstruasi. Hal ini juga diperparah dengan warna cairan yang berubah dan area kewanitaan menjadi perih.
"Yang nggak normal itu terjadi terus-terusan, ada bau, ada gatal, warnanya juga berubah seperti kuning atau hijau, kadang merah kalau ada luka di dalamnya. Kalau normal biasanya bisa sembuh sendiri, dan kalau nggak normal sebaiknya diperiksa untuk mendapat pengobatan," lanjut dr. Dinda.
Untuk mengobati keputihan, dr. Dinda menyarankan perempuan untuk memeriksakannya ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Pengobatan yang akan diberikan oleh dokter pun biasanya tidak hanya satu macam, namun sesuai dengan jenis kuman penyebabnya.
"Kalau memang jamur ya dikasih anti jamur, nggak bisa antibiotik," ujarnya.
Kamu juga bisa mencegah terjadinya keputihan dengan beberapa hal sederhana. Usahakan untuk tidak memakai celana terlalu ketat, menjaga area kewanitaan tetap kering, hingga tidak menggunakan celana dalam yang lembap.
"Kalau aktivitasnya tinggi atau sering di rumah, ganti pakaian dalam, itu untuk mencegah keputihan," pungkas dr. Dinda.
