Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa polusi udara menjadi salah satu sumber penyakit yang cukup membahayakan. Ini karena polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan, salah satunya adalah pilek alergi atau rhinitis alergi.
Namun jika kamu menganggap bahwa polusi udara hanya terjadi di luar ruangan saja, kamu salah. Karena nyatanya, polusi udara dapat terjadi di dalam ruangan seperti di dalam pabrik, kantor, atau bahkan di rumah.
Dilansir dari ANTARA, Dokter Kevin Adrian dari Alodokter mengatakan bahwa zat penyebab polusi di udara adalah karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), formaldehida, phthalate, dan partikel polusi (PM).
"Beragam jenis zat inilah yang dapat memicu munculnya pilek alergi pada sebagian orang," jelasnya.
Di dalam ruangan, polusi udara berasal dari gas beracun, senyawa organik yang mudah menguap (VOC), tungau, bulu hewan peliharaan, jamur, bakteri, dan virus. Polutan ini biasanya berasal dari emisi kendaraan, bahan bangunan, perabotan rumah tangga, pengharum ruangan, memasak, merokok, atau saat seseorang batuk dan bersin di dalam ruangan.
Berdasarkan sebuah penelitian, polusi di dalam ruangan lima kali lebih banyak daripada di luar ruangan. Hal ini terjadi karena kurangnya ventilasi untuk memastikan sirkulasi udara, meningkatnya material sintetis sebagai bahan bangunan dan furnitur, serta penggunaan produk pembersih rumah. Bahkan orang yang sering mengalami alergi lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan.
Kaitan Polusi dengan pilek alergi
Pilek alergi atau rhinitis alergi tentu saja berbeda dengan pilek karena infeksi. Rhinitis alergi adalah peradangan pada bagian dalam hidung yang disebabkan oleh alergen, yaitu zat pemicu alergi, seperti debu dan partikel polusi. Sedangkan pilek karena infeksi disebabkan oleh virus dan bakteri. Saat terpapar alergen dari polusi udara akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi karena menganggap alergen sebagai benda berbahaya.
Alhasil tubuh akan memproduksi sejumlah zat kimia yang membuat selaput lendir hidung membengkak dan produksi lendir di hidung meningkat. Walaupun penyebabnya berbeda, namun gejala dari pilek alergi dan pilek infeksi hampir sama, yaitu bersin, hidung berair, gatal, dan tersumbat.
Gejala tersebut akan muncul tidak lama setelah terpapar alergen. Untuk mengobati pilek alergi, hal yang perlu dilakukan ialah menghindari faktor pemicu munculnya reaksi alergi. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi obat-obatan, terutama jika keluhan yang dirasakan sangat mengganggu. Jika alergi ini tidak segera diobati, akan menyebabkan tiga penyakit berikut:
Sinusitis
Ketika terpapar polusi udara, rongga sinus di sekitar hidung secara alami akan menghasilkan lendir. Namun ketika tersumbat atau meradang karena rhinitis alergi, lendir ini tidak dapat mengalir keluar sehingga mudah terjadi infeksi dan peradangan pada sinus, yang disebut sinusitis. Sinusitis bisa menyebabkan kesulitan bernapas, penurunan ketajaman indra penciuman, mendengkur saat tidur, atau bahkan apnea tidur.
Otitis media
Otitis media adalah keadaan peradangan yang terjadi di telinga bagian tengah. Kondisi ini terjadi ketika rhinitis menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saluran eustachius yang menghubungkan hidung dan telinga. Jika saluran ini tersumbat akibat pembengkakan, maka cairan dapat menumpuk di telinga bagian tengah dan di belakang gendang telinga. Ini akan memudahkan terjadinya infeksi dan peradangan. Otitis media bisa mengakibatkan gangguan pendengaran.
Polip hidung
Polip hidung adalah benjolan yang tumbuh di lapisan di dalam hidung atau sinus. Jika ukurannya cukup besar atau jumlahnya banyak, polip hidung dapat menghalangi pernapasan dan menurunkan ketajaman penciuman. Polip berukuran besar biasanya perlu ditangani dengan operasi.