Tragedi Kanjuruhan Mungkin Tidak Terjadi Bila Mental Kolektif Bisa Dijaga, Apa Itu?

- Senin, 3 Oktober 2022 | 09:46 WIB
Sebuah mobil polisi berada di pinggir lapangan pascakerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). (ANTARA/Zabur Karuru)
Sebuah mobil polisi berada di pinggir lapangan pascakerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). (ANTARA/Zabur Karuru)

Menurut seorang psikolog sosial Dr. Juneman Abraham, S. Psi, M.Si, tragedi Stadion Kanjuruhan mungkin bisa dicegah bila mental kolektif terjaga.

Menjaga mental kolektif tetap positif adalah hal penting, dengan begitu ketika sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi terjadi, maka ia bisa rasional menghadapinya.

"Ini bukan perkara pendidikan mental individu, melainkan soal kebutuhan akan 'mental model' yang baik, fair, damai dalam suasana kolektif. Massa bisa mengimitasi atau meniru model yang baik jika ada banyak contoh," kata Juneman, dikutip dari Antara, Senin (3/10/2022).

Kumpulan orang banyak atau massa dalam teori bernama "Psikoanalisis Sosial" digambarkan memiliki karakter yang bersifat cair.

Baca juga: Merinding! Korban Selamat Ungkap Fakta Mengejutkan Penyebab Tragedi Kanjuruhan

Bersifat cair yang dimaksud di sini meski terdiri dari kumpulan orang yang rasional, selalu ada peluang massa itu bersikap impulsif atau berbuat sesuatu tanpa berpikir panjang.

Kemudian mereka juga reaktif, mudah tersinggung, dan mudah meniru perbuatan pihak lain yang tergabung dalam massa itu.

Kondisi itu juga menggambarkan mental kolektif yang sebenarnya bisa menghasilkan hasil positif apabila gaung dan pesan positif ditonjolkan.

Kondisi ini tidak hanya terbatas pada penonton sepak bola saja. Tapi juga kumpulan massa lainnya di berbagai lini kehidupan seperti penonton konser bahkan masyarakat yang mendukung pencalonan tokoh politik.

Baca juga: Polri Sebut Seluruh Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Sudah Teridentifikasi

Untuk itu, jika mengambil konteks pertandingan olahraga, ada baiknya ketika suatu klub mengalami kekalahan pendukung justru sebisa mungkin menyikapi kekalahan tersebut dengan lebih dewasa.

Pendukung juga tidak seharusnya meluapkan emosinya ke arah negatif seperti berucap kata tak pantas ataupun melempar barang ke klub lawan.

"Maka kita semua perlu mengusahakan untuk mengumpulkan contoh-contoh perilaku massa yang baik (tidak hanya dalam konteks olah raga) dan saling menularkan kisah-kisah tersebut," kata Juneman.

Selain itu, komunikasi dan respons petugas yang bertanggung jawab untuk ketertiban dan keamanan sebuah massa perlu mengedapankan komunikasi yang humanis. Dengan begitu, tujuan menjaga sebuah acara berlangsung kondusif dan bisa tercapai.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X