Beberapa waktu lalu kita mendengar kasus hasil tes COVID-19 yang berbeda-beda dalam waktu satu hari. Itu artinya, mereka melakukan tes lebih dari sekali dalam sehari.
Dilansir Antara, DR. Dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK(K), MM, MARS, FAMM, dari Kompartemen Litbang dan Health Technology Assesment (HTA) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan tes PCR berulang kali di laboratorium yang berbeda.
"Satu orang enggak yakin, hasilnya sudah positif tapi besoknya diperiksa lagi, diperiksa lagi. Padahal, kalau kita lihat laboratorium itu banyak sekali syaratnya, yang kita sebut sebagai standar mutu laboratorium," ujar Lia saat konferensi pers virtual, dikutip Antara.
Menurut Lia, hal pertama yang menjadi standar mutu laboratorium adalah legalitas. Kedua, struktur organisasi. Ketiga, memiliki sarana dan prasarana yang mumpuni. Keempat, memiliki sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan apa yang akan dilakukan.
Baca juga: Takut DNA-nya Dicuri, Presiden Prancis Tolak Lakukan Tes Covid-19 di Rusia
Kelima, Lia mengatakan laboratorium harus memiliki dokumen, termasuk dokumen mutu untuk memastikan hasil dari sebuah pemeriksaan.
Keenam, persyaratan teknis seperti alat-alat laboratorium yang harus selalu dikalibrasi dengan baik. Ketujuh, harus ada orang yang melakukan verifikasi dari mulai metode hingga hasil pemeriksaan.
Terakhir, laboratorium harus melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dikerjakan. Ada dua yang harus dilakukan, yaitu quality control internal dan quality control eksternal.
Bahkan jika ingin mendapatkan pengakuan, sebuah laboratorium bisa mengikuti akreditasi baik secara nasional maupun internasional.
Lia juga menambahkan bahwa hasil dari tes laboratorium juga dapat dipengaruhi oleh faktor pra-analitik, yakni saat pengambilan sampel dan faktor pasca analitik saat membuat laporan.
