Penting! Stunting Bisa Pengaruhi Keterbelakangan Mental hingga Risiko Kena Penyakit Kronis

- Rabu, 1 Februari 2023 | 12:07 WIB
Ilustrasi anak stunting (Freepik/jcomp)
Ilustrasi anak stunting (Freepik/jcomp)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari stunting. Salah satunya ialah risiko terkena penyakit kronis.

Melalui official Instagram-nya, Kemenkes menyebut jika stunting bisa memperlambat perkembangan otak anak.

Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dari stunting seperti keterbelakangan mental, menurunnya kemampuan belajar hingga berisiko terkena penyakit kronis.

Baca juga: Psst... Ternyata Nagita Slavina Sering Kasih Rafathar Rayyanza Daun Kelor Cegah Stunting

"Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas," jelas Kemenkes, seperti dikutip Indozone, Rabu (01/2/2023).

Berkaca dari dampak tersebut, Kemenkes mengingatkan agar anak diberikan ASI ekslusif. Setelah itu, anak juga diberikan MPASI yang mengandung protein hewani, seperti telur, daging atau ikan.

"Berikan ASI ekslusif sampai bayi berusia enam bulan, dilanjutkan hingga dua tahun. Serta, berikan MPASI yang kaya akan protein hewani seperti telur, daging, ikan atau ayam setiap kali makan,"  bebernya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Kemenkes, kasus stunting di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 21,6 persen. Kemenkes mengungkap, masih butuh upaya yang besar agar angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Baca juga: Konsumsi Ikan, Ahli Gizi IPB Bilang Bisa Cegah Stunting dan Tingkatkan Kekebalan Tubuh

"Angka stunting di Indonesia tahun 2022 sebesar 21,6 persen. Namun, masih butuh upaya untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen," tandasnya.

Dari data tersebut, stunting disebutkan terjadi sejak sebelum lahir, dan meningkat di usia 6-12 bulan. Berkaca dari angka tersebut lah, Kemenkes menilai penting memenuhi gizi anak serta ibu.

"Data SSGI 2022 menunjukkan, stunting terjadi sejak sebelum lahir, dan meningkat 1,6 kali pada rentang usia 6-12 bulan 13,8 persen ke 12-23 bulan 22,4 persen," jelasnya.

"Dari data tersebut kita dapat melihat pentingnya terpenuhi gizi sejak remaja, ibu sejak hamil, menyusui dan gizi pada makanan pendamping ASI balita," sambungnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X