Tenaga Hipnoterapis Profesional dan Psikolog Klinis Kawal Vaksinasi Inklusif di Gowa

- Selasa, 26 Juli 2022 | 12:19 WIB
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 inklusif yang dihadiri sejumlah disabilitas dan digelar di Kabupaten Gowa, Sulsel. (ANTARA Foto/HO-Humas AIHSP)
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 inklusif yang dihadiri sejumlah disabilitas dan digelar di Kabupaten Gowa, Sulsel. (ANTARA Foto/HO-Humas AIHSP)

Tenaga hipnoterapis profesional dan psikolog klinis mengawal para peserta berkebutuhan khusus untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Mereka diperlukan guna memberikan pengalaman vaksinasi COVID-19 bagi disabilitas yang nyaman dan aman yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Gowa didukung Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) dan 21 institusi lainnya.

Melalui keterangannya di Makassar, Senin (25/7/2022), Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perkumpulan Praktisi Hipnosis dan Hipnoterapi Indonesia (PRAHIPTI) Sulawesi Selatan menurunkan tiga relawan untuk terlibat pada kegiatan ini, yaitu Mihdar (Sekretaris
DPD PRAHIPTI Sulsel), Eko Budiono dan dr Meisil.

“Hipnoterapi dapat diterapkan kepada mereka yang memiliki kecemasan tingkat tinggi, khawatir berlebihan, takut menghadapi dokter atau tenaga medis, trauma terhadap jarum suntik, tidak tahan sakit, mengalami serangan panik, dan sebagainya,” jelas Eko Budiono seperti yang dilansir Antara.

Model layanan vaksinasi COVID-19 inklusif bagi penyandang disabilitas, lansia, kelompok rentan, maupun kelompok masyarakat lainnya yang belakangan dikembangkan oleh berbagai pemangku kepentingan di Sulawesi Selatan, terus mengalami peningkatan dan penyempurnaan fitur pendukung.

Selain konsep acara dan sarana-prasarana di lokasi didesain sedemikian rupa agar aksesibel dan ramah bagi kelompok rentan, etika dan perlakuan terhadap penerima vaksin, utamanya para penyandang disabilitas sangat diperhatikan.

Kebutuhan relawan hipnoterapis dan psikolog telah diidentifikasi sejak awal, dimana penanganan terhadap individu-individu dengan kebutuhan khusus mungkin diperlukan.

“Terutama dalam kegiatan ini, kami mengantisipasi kebutuhan dan reaksi yang mungkin timbul dari para peserta - khususnya teman-teman penyandang disabilitas intelektual dan mental, termasuk orang dengan gangguan jiwa, sehingga jika muncul histeria dan tantrum dapat segera diredam,” katanya.

Sementara Mihdar menjelaskan pihaknya sangat antusias terlibat dalam kegiatan yang didukung oleh Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) ini. Penanganan penyandang disabilitas intelektual dan mental, khususnya dalam
jumlah banyak, merupakan hal baru baginya.

Ia mengaku sering menangani terapi kecanduan di kalangan pengguna narkoba, atau penderita epilepsi. Tetapi itu untuk keperluan terapi penyembuhan.

Sementara dalam kegiatan ini, ia menangani penyandang disabilitas yang mengalami perubahan situasi mental secara tiba-tiba dan perlu ditenangkan.

"Ini sungguh menjadi pengalaman baru, apalagi kami bertemu dengan puluhan penyandang disabilitas secara sekaligus hari ini,” ungkap Mihdar.

Tim ini berhasil menangani sejumlah penyandang disabilitas ganda (mental atau intelektual, yang juga memiliki disabilitas
fisik atau sensorik) yang bisa dikategorikan cukup berat.

Selain umumnya sangat sulit bergerak atau menjalankan mobilitas, kemampuan kognitif mereka rendah, dan hampir tidak pernah bersosialisasi. Sehingga diperlukan penyesuaian besar untuk berbaur dengan warga umum dan menghadapi tenaga medis.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X