Benarkah Boba Lebih Berbahaya Dibandingkan Minuman Pemanisnya?

- Jumat, 28 Februari 2020 | 10:06 WIB
Ilustrasi minuman boba (Freepik)
Ilustrasi minuman boba (Freepik)

Minuman bubble atau yang biasa disebut boba (bola tapioka) menjadi minuman favorit banyak orang saat ini. Ada banyak jenis minuman boba yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.

Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa boba lebih berbahaya dibandingkan minuman pemanisnya. Lalu, benarkah hal tersebut?

-
Minuman boba (Unsplash)

Seorang ahli gizi bernama Pafitri, S.K.M.,RD mengungkapkan bahwa boba dan minuman pemanisnya sebenarnya sama-sama memberikan efek yang negatif pada tubuh.

Keduanya disebut sama-sama menyumbang kalori yang cukup besar. Namun, jumlah kalori ini tidak mengandung nilai gizi yang dibutuhkan tubuh.

"Dua-duanya karena kan bubble-nya itu kan penyumbang kalori yang cukup tinggi karena dia kan karbohidrat, kemudian dia diolah dengan gula lagi sehingga kalorinya menjadi tinggi sekali sehingga tidak boleh berlebihan," kata Pafitri, Kamis (27/2/2020).

Minuman manis yang biasa dikonsumsi bersama boba dan susu kental manis, jika digabungkan jumlahnya setara dengan 8-18 sendok teh gula. Kalori dan gula yang tinggi bisa membahayakan kesehatan.

-
Ilustrasi minuman boba (Freepik)

Dalam setiap 500ml minuman boba mengandung 500-800 kalori atau sekitar dua hingga lima piring nasi putih 100 gram.

Karena itu, terlalu sering meminum minuman boba bisa memicu penyakit seperti hipertensi, diabetes, jantung hingga kanker. Minum minuman boba sebaiknya dibatasi.

"Kalau setiap hari dapat memberikan dampak yang tidak baik. Kalau bisa dihindari atau sebulan dua kali itu udah maksimal. Kalau kandungan gula banyak, itu bahaya sekali karena nanti terjadi akumulasi yang menyebabkan kegemukan dan diikuti penyakit lain," kata Pafitri.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Terkini

X