Enggak cuma lansia saja, pikun juga bisa menyerang orang yang masih berusia muda. Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis saraf Dr. Pukovisa Prawiroharjo, SpS(K), Ph.D.
Pikun yang terjadi pada anak muda biasanya akibat trauma otak setelah kecelakaan, penggunaan NAPZA atau akibat HIV.
Pukovisa menuturkan, orang-orang dapat menanggulangi pikun salah satunya dengan mengenali tanda dan gejala LALILULELO, yang merupakan akronim dari Labil (sering labil emosi atau pendiriannya), Linglung, Lupa, Lemot, dan Logika menurun.
Baca juga: Long COVID Mengancam Penyintas, Peneliti Sebut Bisa Picu Pikun, Linglung, & Sulit Berpikir
Selain itu, menanggulangi pikun juga bisa dengan menerapkan formula 4-4-2 untuk menganalogikan persyaratan otak tetap sehat.
Formula ini antara lain bebas empat pengganggu otak yakni zat neurotoksik dan adiktif, penyakit karidovaskular dan neurotoksik, pengalaman yang merusak otak, serta penyakit otak).
Adapun empat bahan baku optimal yang bisa menjaga kesehatan otak yaitu nutrisi, istirahat yang cukup, olahraga dan melakukan aktivitas seni. Kamu juga bisa mengoleksi memori yang bernilai, misalnya memilih memori atau pembelajaran sesuai priortas untuk pengembangan diri.
Baca juga: Studi Ungkapkan Manfaat Rutin Tidur Siang, Bisa Mengurangi Pikun
Faktor risiko lainnya yakni memiliki masalah medis yang sudah ada sebelumnya misalnya pernah mengalami kecelakaan, penyakit gula darah, kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Anak-anak muda diminta untuk tidak menyepelekan kebiasaan lupa dan aktif mendeteksi dini keluhan lupa. Semakin cepat terdeteksi, maka akan semakin baik pula kondisinya.
