Hari ini (24/1/2020), Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan fatwa haram kepada vape atau rokok elektronik lainnya. Salah satu alasannya adalah bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan vape tersebut.
Meski banyak yang mengatakan vape lebih sehat dibandingkan rokok tembakau biasa, namun penilitian mengatakan sebaliknya. Salah satunya asap tembakau dari rokok merupakan karsinogen yang dapat menyebabkan kanker paru. Belum lagi kandungan lainnya.
Melansir dari Hello Sehat, salah satu penelitian di Universitas California (UCLA), Amerika Serikat yang dikepalai oleh spesialis jantung dr. Holly Middlekauff telah membuktikan bahaya kandungan liquid vape bagi tubuh.
Sebagaimana yang kita tahu, nikotin pada liquid vape dapat meningkatkan resiko jantung. Nikotin dalam liquid vape memiliki konsentrasi yang berbeda-beda, antara 0-100 mg/ml. Nikotin akan memicu produksi hormon adrenalin yang lantas meningkatkan detak jantung. Detak jantung yang terlalu kuat dapat menyebabkan risiko penyakit jantung.
Selain nikotin, liquid pada vape juga terdiri dari propilen glikol atau gliserin. Fungsinya untuk memproduksi uap air. Penelitian menunjukkan bahwa menghirup propilen glikol dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan pada beberapa individu.
Dalam liquid vape juga ditemukan tobacco-specific nitrosamine (TSNA). TSNA merupakan senyawa karsinogen yang juga ditemukan dalam tembakau dan rokok tembakau. Semakin tinggi kadar nikotin, semakin tinggi juga kadar TSNA.
Selain TSNA, juga ditemukan kandungan senyawa logam, seperti kromium, nikel, dan timah.
Kandunga yang terakhir adalah penambah rasa, seperti rasa cokelat, vanila, buah-buahan, dan lainnya. Kandungan ini ternyata juga beresiko pada tenggorokan. Zat adiktif seperti alkohol, kayu manis, mentol, dan capsaicin disinyalir dapat membuat tenggorokan sakit.
