Seorang wanita mengatakan bahwa selama 30 tahun mengonsumsi krim steroid untuk eksimnya.
Resepsionis hotel Ellen Vorsselman, 30 tahun dari Kampen di Belanda, menderita eksim sejak dia masih bayi.
Orang tuanya sudah mencoba berbagai perawatan, termasuk homeopati dan mandi minyak, tidak ada yang menyembuhkan ruam merah dan gatal Ellen.
Dia diresepkan dengan krim steroid, yang mengatasi gejalanya setiap kali kambuh melanda sepanjang masa kanak-kanaknya hingga dewasa.
Namun sekarang, dia kesakitan setelah melepaskan krimnya itu.
"Rasanya seperti arus listrik mengalir ke seluruh tubuh saya, menciptakan rasa gatal yang tak tertahankan dan sakit parah pada saat bersamaan," katanya dikutip dari Mirror.
"Saya merasa kulit saya kering dan berminyak sekaligus, dengan bercak kering dan mengeluarkan cairan tepat di bawahnya," jelasnya.
Setahun yang lalu, Ellen mulai memperhatikan bahwa dia membutuhkan lebih banyak krim untuk mengobati eksimnya.
Dengan kondisi kulitnya yang tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan, Ellen menemukan bahwa dia kemungkinan besar menderita penarikan steroid topikal, suatu kondisi di mana kulit menjadi terlalu bergantung pada penggunaan krim steroid.
Pada Februari 2021, Ellen memutuskan cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan berhenti mengonsumsi krim steroid.
Tapi kulitnya menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Hal ini membuat wanita itu menderita rasa gatal yang tak tertahankan yang menyebar ke wajah, leher, punggung, lengan, dan jari-jarinya.
Selain itu, Ellen memiliki kulit kering tulang yang pecah dan mengeluarkan cairan, menyebabkan luka yang menyakitkan.
Ketika dia kembali ke dokter kulitnya untuk mencoba dan menemukan solusi, Ellen sekali lagi ditawari krim steroid. Dia menolak, dan belum kembali ke ahli kesehatan sejak itu.
Meski ini berat bagi Ellen, karena saat kambuh dia merasakan sakit yang luar bisa seperti ada sengatan listrik.
