Berbeda dengan rasa cemas biasa, gangguan kecemasan termasuk masalah kesehatan mental yang cukup serius dan membutuhkan penanganan.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya muncul di kejadian tertentu saja. Misalnya saat akan menghadapi wawancara atau pertemuan dengan seseorang untuk pertama kali.
Namun, pada penderita gangguan kecemasan, mereka biasanya mengalami gangguan kecemasan yang luar biasa di berbagai situasi. Karena itulah orang dengan gangguan kesehatan mental ini sulit rileks dari waktu ke waktu.
Baca juga: Benarkah Orang dengan Gangguan Kecemasan Tidak Boleh Berolahraga?
Adapun gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, mudah marah, stres, susah konsentrasi dan suka menyendiri.
Sementara itu, untuk gejala fisik penderita gangguan kecemasan ditandai dengan sulit tidur, badan gemetar, otot menjadi tegang, sesak napas, jantung berdebar, lelah, mulut terasa kering hingga mengeluarkan keringat secara berlebihan.
Dikutip dari Promkes Kemkes, faktor pemicu ganggian kecemasan di antaranya adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan dan kekerasan lingkungan luar ataupun keluarga.
Kemudian faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang tua dan ketidakseimbangan hormon serotin dan noradrenalin di dalam otak yang berfungsi mengendalikan suasana hati.
Gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter yaitu dengan mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi, tidur yang cukup, mengurangi asupan kafein, minuman alkohol, olahraga secara rutin dan melakukan meditasi.
Namun, jika cara tersebut tidak berpengaruh, sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
