Bisa Rusak Otak Bayi, Ilmuwan Desak Pelarangan Penggunaan Bahan Kimia Ftalat

- Senin, 22 Februari 2021 | 15:11 WIB
Ilustrasi Anak Bayi. (Photo/Freepik)
Ilustrasi Anak Bayi. (Photo/Freepik)

Sekelompok ilmuwan dan profesional kesehatan dari Project TENDR meminta pelarangan bahan kimia sintetis ftalat dalam plastik dapat merusak perkembangan otak anak.

Project TENDR (Targeting Environmental Neuro-Development Risks) merupakan kumpulan ilmuwan sukarelawan, profesional kesehatan dan pembela anak yang bekerja untuk mempelajari dan mengurangi paparan bahan kimia neurotoksik dan polutan pada anak-anak.

"Kami memiliki cukup bukti tentang dampak bahan kimia ini pada risiko gangguan perhatian, pembelajaran, dan perilaku anak," kata Stephanie Engel, profesor epidemiologi di University of North Carolina, Chapel Hill Gillings School of Global Public Health.

Ahli toksikologi Linda Birnbaum berharap makalah yang mereka susun dan terbit dalam American Journal of Public Health pekan ini menjadi seruan dalam memahami paparan ftalat sejak dini yang dapat memengaruhi anak-anak, dikutip dari CNN.

Baca Juga: Menghambat Prestasi, Pastikan Anak Tidak Kekurangan Zat Besi

Ftalat merupakan bahan kimia yang sering kita temui dalam keseharian untuk membuat plastik lebih fleksibel dan tidak mudah pecah.

Tidak hanya dalam bahan plastik, ftalat juga ada dalam produk pakaian, furnitur, tirai kamar mandi, sampo, sabun, hingga cat kuku. Bahan kimia ini harus dicantumkan dalam label produk, kecuali jika ditambahkan sebagai bagian dari aroma.

Beberapa studi telah menghubungkan ftalat dengan risiko obesitas pada masa kanak-kanak, asma, masalah jantung, kanker, dan masalah reproduksi seperti malformasi genital atau testis yang tidak turun pada bayi laki-laki.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X