Pandemi COVID-19 2 Tahun Tak Usai-Usai, Berikut Varian-Variannya yang Pernah Ada

- Selasa, 7 Desember 2021 | 14:39 WIB
Varian Omicron (REUTERS/Dado Ruvic)
Varian Omicron (REUTERS/Dado Ruvic)

Pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama dua tahun sejak kasus pertama ditemukan pada November 2019 di China. Hingga saat ini, belum ada bukti pasti dari mana awal penyebaran virus tersebut berasal.

Seperti yang diduga para peneliti selama ini, virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 itu ditularkan dari binatang liar ke manusia. Yang tertuduh adalah kelelawar yang diduga berasal dari pasar hewan di Wuhan, Provinsi Hubei.

Pada Januari 2020, Kementerian Kesehatan China melaporkan ada ratusan warga yang mengalami gejala penyakit serupa: batuk-batuk, sesak napas, hingga hilangnya indera penciuman.

Jumlah itu pun terus bertambah hingga mencapai ribuan. Bahkan yang mengejutkan, orang-orang yang mengalami sakit dengan gejala yang sama tak hanya ditemukan di China saja, tetapi hampir di seluruh negara di dunia.

Puncaknya pada 11 Maret 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Penetapan itu dilakukan setelah COVID-19 menginfeksi 121.000 orang yang tersebar di 118 negara Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.

Pandemi COVID-19 pun terus berlanjut hingga dua tahun lamanya. Hingga kini, virus COVID-19 telah menginfeksi sebanyak 266.738.299 orang di seluruh dunia. Setidaknya itu yang dilaporkan laman statistik World Meter per Selasa (7/12/2021).

Bahkan COVID-19 juga telah membuat banyak manusia kehilangan nyawa. Ada sebanyak 5.278.047 orang yang meninggal dunia di seluruh dunia setelah terinfeksi virus tersebut.

Peneliti bilang, SARS-CoV-2 sulit enyah dari muka bumi ini dikarenakan sifat virus tersebut yang terus bermutasi menjadi varian-varian virus terbaru. Selama dua tahun ini, COVID-19 telah berkembang menjadi banyak varian, beberapa di antaranya masuk dalam kategori Variant of Concern (VoC).

Diketahui, VoC merupakan kategori tertinggi untuk varian virus COVID-19 yang dinilai dari tingkat penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan pengaruh terhadap kinerja vaksin.

WHO mencatat setidaknya lima varian COVID-19 yang masuk dalam kategori VoC. Apa saja?

1. Varian Alpha

Varian yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 ini memiliki kode varian B.1.1.7. Varian Alpha disebut sebagai varian yang lebih mudah menular 43090 persen dari virus corona aslinya.

Beberapa pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Alpha mengalami gejala-gejala baru seperti demam, batuk, indera penciuman hilang, pusing, mual, hingga nyeri otot.

2. Varian Beta

Varian Beta pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020 lalu. Varian ini memiliki kode B.1.351.

Adapun gejala-gejala yang dialami pasien COVID-19 yang terinfeksi varian ini seperti demam, batuk tak berkesudahan, dan sakit perut yang tak biasa.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X