Nakes RSDC Wisma Atlet Kenang Momen Kelam Varian Delta, Sehari Bisa Urus 20 Jenazah

- Senin, 2 Januari 2023 | 18:05 WIB
Ilustrasi - Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Ilustrasi - Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ditutup secara bertahap, Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet kini tidak lagi memiliki pasien COVID-19.

Saat ini, yang tersisa hanya beberapa tenaga kesehatan (nakes) dan dokter jaga yang bersiaga di lantai 1 Tower 6. Bangunan itu menjadi satu-satunya yang disiagakan hingga 31 Maret 2023.

Para tenaga medis (nakes) yang bertugas menjadi saksi bisu keganasan virus SARS-CoV-2 dan mutasi. Ganasnya COVID-19 ini pun disaksikan langsung oleh Kapten (CKM) TNI Mustain, AMd.Kep.

Di RSDC Wisma Atlet, ia mendapat amanat menjadi koordinator pemulasaran jenazah dan evakuasi medik RSDC Wisma Atlet sejak Januari 2021 hingga hari ini.

Mustain mengatakan, varian Delta COVID-19 yang muncul pada pertengahan 2021 menjadi pengalaman yang paling berkesan sejak datang ke RSDC Wisma Atlet.

"Pengalaman berkesan itu disaat COVID dulu saat delta, luar biasa. Karena hampir setiap hari kurang tidur, kurang makan, tidak bisa kumpul dengan keluarga, itu antara bulan Juni-Juli," cerita Mustain kepada Indozone, Senin (2/1/2023).

Baca juga: RSDC Wisma Atlet Kemayoran Ditutup Bertahap, Mobil Ambulans Sisa 3 Unit

Dalam kenangan Mustain, varian Delta menjadi varian COVID-19 yang paling ganas. Ia dan tim-nya yang berjumlah 15 orang, harus bekerja melakukan pemulasaran jenazah dari pagi bertemu pagi kembali.

"Saat itu, pernah dalam sehari paling banyak 20 jenazah. Jenazah juga datangnya waktunya tidak menentu, bisa pagi, siang, sore, malam. Padahal kalau sebelumnya rata-rata hanya 9 sampai 10 jenazah tiap hari," imbuhnya.


"Saya dengan tim bekerja sebaik-baiknya agar lelahnya menjadi lillah. Karena banyak dari jenazah ini yang tidak didampingi oleh keluarganya," sambungnya.

-
Mobil ambulans keluar dari kompleks Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (3/1/2022). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Harus melewati masa kelam COVID-19 di Indonesia, Mustain mengaku pengalaman tersebut merupakan hidayah dari Sang Pencipta. Tanpa lelah melakukan tugasnya di bangsal jenazah, merupakan sebuah pengingat Mustain bahwa ia hanya seorang manusia yang akan meninggal dan bertemu Sang Pencipta.

"Tapi disinilah Allah memberikan saya dan tim Hidayah, kita sebagai manusia bahwa suatu saat, sama akan mendapatkan kematian. Tidak membawa apa-apa ketika meninggal dunia, yang kita bawa hanya amal ibadah saja," jelasnya.

Baca juga: RSDC Wisma Atlet Berhenti Beroperasi, Gimana Nasib Para Nakes yang Pernah Berjuang?

Syukurnya, tidak ada satu anggota tim Mustain yang gugur saat bertugas. Ia dan anggota timnya bahkan masih tetap berhubungan baik dengan anggota keluarga para jenazah yang ia bantu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X