Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang banyak ditemui di Indonesia.
Pengendalian penyakit tersebut, berkaitan erat dengan kedisiplinan penderita mengonsumsi obat dan mengatur pola hidup sehat.
Tekanan darah tinggi yang tidak dikontrol dapat menyebabkan penyakit komplikasi seperti jantung, stroke, gagal jantung, hingga gagal ginjal.
Sehingga bagi penderitanya, dianjurkan untuk tetap konsumsi obat hipertensi meski tekanan darah sudah kembali normal.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof dr Zullies Ikawati mengungkapkan, ada dua jenis obat hipertensi.
Jenis obat hipertensi yang pertama yakni obat pengontrol tekanan darah dari golongan Ace Inhibitor seperti captopril dan ramipril. Sementara jenis obat kedua yakni obat antihipertensi seperti propranolol, amlodipin, atau candesartan.
Baca juga: 7+ Ciri-ciri Darah Tinggi (Hipertensi) yang Perlu Kamu Ketahui, Waspada!
Lantas, kapan waktu terbaik untuk meminum obat hipertensi?
Menurut Prof Zullies, ada beberapa obat hipertensi yang penyerapannya terganggu dengan adanya makanan di lambung maupun usus.
Kemudian, ada juga beberapa jenis obat yang terbantu penyerapannya dengan adanya makanan.
Baca juga: Banyak Orang yang Terpapar COVID-19 Memiliki Penyakit Hipertensi
"Kalau untuk obat-obatan hipertensi itu tidak bisa secara umum ditentukan mana yang paling efektif, sebaiknya sebelum atau setelah makan. Yang harus dilihat itu reaksi obatnya," katanya dalam webinar Kesehatan Nasional: Komprehensif Hipertensi, Minggu (11/12/2022).
Obat pengontrol tekanan darah seperti Captopril dan ramipril, lebih dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum makan.
Sedangkan obat antihipertensi seperti propranolol, amlodipin, candesartan, disarankan untuk dikonsumsi setelah makan.
