Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 6 Januari, yang melibatkan hampir 4.000 wanita dilacak menstruasi mereka secara real time. Hasilnya peneliti menemukan wanita yang divaksin memiliki siklus menstruasi yang sedikit lebih lama.
Beberapa wanita melaporkan bahwa menstruasi mereka terlambat setelah menerima vaksin COVID-19. Bahkan ada yang melaporkan mengalami pendarahan. Beberapa wanita yang telah mengalami menopause justru mengalami menstruasi setelah menerima suntikan vaksin.
Menstruasi yang terlambat lebih banyak dialami wanita yang menerima dua dosis vaksin COVID-19. Menurut penelitian, para wanita ini mengalami menstruasi dua hari lebih lambat dari biasanya.
Baca juga: Tak Biasa! Tubuh Wanita Ini Keluarkan 'Aroma Bunga', Wangi Semakin Kuat saat Menstruasi
Namun secara medis, menstruasi yang terlambat setelah menerima vaksin COVID-19 tidak berbahaya, hanya saja akan mengganggu beberapa wanita.
Dilansir CNA, penelitian dalam jurnal Obstetrics & Gynecology, adalah salah satu yang pertama mendukung laporan anekdotal dari wanita bahwa siklus menstruasi terlambat setelah vaksinasi, kata Dr Hugh Taylor, ketua departemen kebidanan, ginekologi dan ilmu reproduksi di Yale School of Medicine.
"Ini membuktikan bahwa ada sesuatu yang nyata di sini," kata Taylor.
"Saya ingin memastikan kita mencegah orang dari mitos yang tidak benar tentang efek kesuburan," tambah Taylor.
Taylor juga menambahkan bahwa wanita pascamenopause yang mengalami pendarahan atau bercak vagina, baik itu setelah vaksinasi atau tidak, kemungkinan mereka memiliki kondisi medis yang serius dan harus dievaluasi oleh dokter.
Penelitian yang berfokus pada penduduk Amerika Serikat ini, dinilai masih memiliki kelemahan karena sampel tidak representatif secara nasional, sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk populasi secara luas.
