Lingkungan kerja yang positif akan membuat pikiran dan perasaan kita lebih tenang dan sehat. Begitu juga sebaliknya, lingkungan kerja yang negatif akan menimbulkan masalah kesehatan mental dan fisik.
Faktanya, di lapangan banyak hal di tempat kerja yang dapat memicu timbulnya depresi dan kecemasan. Dikutip dari Rumah Sakit Jiwa dr H Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor, ada sejumlah faktor risiko di lingkungan kerja yang berkontribusi pada kesehatan mental.
Risiko tersebut pada umumnya berkaitan dengan interaksi antara tipe pekerjaan, lingkungan organisasi dan manejerial, keahlian, serta kompetensi pekerja dan dukungan yang bisa diakses oleh pekerja.
Pekerja yang tidak mendapat kenyamanan di tempat kerjanya biasanya akan memberikan berbagai alasan ketika ia tidak masuk atau izin.
Adapun faktor risiko dalam pekerjaan yang mempengaruhi kesehatan mental menurut seorang psikolog bernama Miranty Novia Wardhani, S.Psi yaitu:
1. Kebijakan perlindungan dan kesehatan yang tidak kuat
2. Praktek manajemen dan komunikasi yang kurang
3. Partisipasi terbatas dalam pengambilan keputusan
4. Rendahnya tingkat dukungan bagi pekerja
5. Waktu pekerja yang tidak fleksibel
6. Tugas dan tujuan organisasi yang tidak jelas
Isu kesehatan mental di lingkungan kerja adalah persoalan penting
RSMM Bogor menempatkan isu kesehatan mental para pekerja sebagai persoalan penting yang menjadi fokus perhatian utama dari pihak manajemen.
Kesehatan mental pekerja perlu diperhatikan karena hal tersebut memengaruhi kinerja pekerja itu sendiri.
Bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang sehat?
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, perlu menerapkan strategi dan intervensi yang tepat sesuai dengan akar masalah yang menjadi penyebabnya.
Yang harus menjadi prioritas adalah menjaga psychological well being dengan cara:
- Melindungi kesehatan mental pekerja dengan mengurangi risiko yang berkaitan dengan pekerjaan
- Membangun aspek positif bekerja dan kekuatan para pekerja
- Berupaya mengatasi masalah kesehatan mental apa pun yang menjadi penyebabnya
