Waspadai Bahaya Bolak-balik Buang Air Usai Konsumsi Obat Diet

- Minggu, 2 Januari 2022 | 16:15 WIB
Ilustarsi mengkonsumsi obat diet (Pixabay/Bru-nO)
Ilustarsi mengkonsumsi obat diet (Pixabay/Bru-nO)

Bagi para pejuang berat badan ideal, berbagi cara pasti dilakukan agar tubuh terbentuk dengan sempurna. Salah satunya dengan mengonsumsi obat diet.

Namun tahukah kamu, pakar sebenarnya tidak begitu menyarankan membentuk badan dengan obat diet. Sebab obat diet sering kali menimbulkan dampak yang justru membahayakan tubuh.

"Sebenarnya kalau obat-obat diet yang memang digunakan oleh dokter-dokter gizi, itu sih oke banget ya. Memang sudah terbukti dia (obat) bisa membantu. Tapi kalau yang sembarangan ini, bisa berbahaya," kata ahli gizi dari Rumah Sakit Siloam, Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, seperti yang dikutip Indozone dari Antara, Minggu (2/1/2022).

Inge menjelaskan dampak berbahaya yang ditimbulkan obat diet salah satunya intensitas buang air menjadi meningkat.

"Tapi yang nggak setuju itu kalau menggunakan obat-obat pencahar atau obat yang menyebabkan banyak buang air kecil dan air besar. Itu saya tidak setuju karena itu tidak sesuai dengan konsep obat yang memang digunakan untuk penurunan berat badan," sambungnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan jika seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, hal yang harus dikurangi agar bobot tubuh menjadi turun adalah lemak dan bukan cairan. Sehingga, penggunaan obat diet yang membuat seseorang sering buang air besar dan buang air kecil bukanlah solusi yang tepat.

"Kalau dia banyak buang air kecil, sebetulnya kan cairan sangat dibutuhkan oleh tubuh. Orang gemuk itu bukan berarti dia harus mengurangi cairan di dalam tubuhnya. Tapi lemaknya yang kebanyakan. Itu yang harus dihilangkan," tambahnya.

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar masyarakat tidak sembarangan dalam membeli dan mengonsumsi obat diet. Pasalnya obat diet yang dikonsumsi sembarangan malah dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh.

“Obat diet yang sembarangan bisa menyebabkan cairannya berkurang bukan lemaknya yang berkurang. Kan nggak oke. Malah bisa menyebabkan dehidrasi atau gagal ginjal. Jadi hati-hati," pungkasnya.

 

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X