Satgas: Penerima Dosis Kedua Vaksin COVID-19 Capai 171 Juta Orang

- Sabtu, 3 September 2022 | 17:53 WIB
Petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin COVID-19 untuk disuntikan ke calon penerima vaksin di Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Senin( 25/7/2022). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin COVID-19 untuk disuntikan ke calon penerima vaksin di Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Senin( 25/7/2022). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan penerima dosis kedua dari vaksin COVID-19 telah mencapai 171.064.873 setelah bertambah 4.162 orang hingga pukul 12.00 WIB.

Dalam data Satgas yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu menyebutkan, kenaikan juga terjadi pada cakupan dosis pertama yang kini bertambah 7.632 orang. Sehingga total keseluruhan secara nasional mencapai 203.397.204 orang.

Kemudian penerima dosis ketiga telah mencapai 60.912.034 orang, setelah bertambah 12.664 orang.

Sementara dosis keempat yang kini baru diprioritaskan bagi tenaga kesehatan (nakes), telah ada sebanyak 380.726 orang. Meningkat 3.036 dari hari sebelumnya.

Pemerintah sendiri kini menargetkan 234.666.020 sebagai sasaran dari persebaran vaksin COVID-19 di Indonesia.

Sebelumnya, Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Amin Soebandrio menyatakan mutasi telah menyebabkan varian-varian baru COVID-19 semakin melemah.

“Mutasi itu sebetulnya justru membuat virusnya tampak lemah. Hanya empat sampai lima persen dari mutasi yang dapat membuat virus lebih fit atau bisa menyesuaikan diri,” kata Amin.

Ia mengatakan apabila mutasi virus dapat terjadi secara acak.

Dalam proses itu, virus akan bereplikasi memperbanyak diri saat menemukan orang (host) baru untuk ditularkan, namun terdapat kemungkinan bila terjadi kesalahan penyalinan terhadap materi genetiknya.

Akibatnya, hanya empat sampai dengan lima persen virus dari hasil mutasi yang dapat menyesuaikan diri terhadap tekanan lingkungan di sekitarnya, baik karena obat ataupun antibodi.

Peluang tersebutlah yang kemudian harus dihadapi oleh Indonesia.

Kondisi tersebut tidak bisa disepelekan karena menyebabkan risiko penularan dapat terjadi pada pihak manapun.

Ia menekankan jika vaksin yang telah didapatkan oleh masyarakat berapapun jumlah dosisnya, dapat sangat bermanfaat dan membentuk kekebalan imunitas di dalam masyarakat. Vaksinasi memberikan proteksi dari virus yang terus bermutasi dan terus berubah-ubah.

Beberapa perusahaan vaksin besar juga sedang berupaya untuk bisa menyesuaikan vaksin buatanya terhadap varian varian yang baru. Dirinya berharap, cakupan vaksinasi dapat terus ditingkatkan tanpa harus ada ketimpangan pada tiap-tiap kelompok dalam masyarakat.

“Berbicara tentang mutasi selama kita bisa mencegah si virus itu menemukan host baru (melalui vaksinasi), maka itu akan memperkecil kemungkinan virus itu bermutasi, itu yang harus kita lakukan,” demikian Amin Soebandrio.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X