Dinkes DKI Sebut Kematian COVID-19 di Jakarta Tinggi karena Telat PCR

- Kamis, 15 Desember 2022 | 08:44 WIB
Ilustrasi masyarakat yang sedang melakukan tes COVID-19. (Freepik)
Ilustrasi masyarakat yang sedang melakukan tes COVID-19. (Freepik)

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan fakta terbaru terkait kematian COVID-19 di Jakarta. Banyak dari pasien yang tidak selamat lantaran mengeluhkan gejala berat karena telat dites PCR

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Ngabila Salama, MKM, menerima keluhan banyak warga yang menolak tes PCR karena biayanya mahal. 

"Pasien yang bergejala atau suspek COVID-19 dengan keluhan batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, dan lain-lain, silahkan datang ke puskesmas DKI, untuk dites PCR gratis,” ucap dr Ngabila kepada Indozone, Kamis (15/12/2022)

Lebih lanjut, dr Ngabila menegaskan, tes PCR perlu dilakukan terutama pada kelompok rentan yang mengeluhkan gejala COVID-19.

Baca Juga: Bukan Batuk, Ini Gejala Baru COVID-19 yang Harus Diwaspadai

“Apalagi, jika yang bergejala adalah lansia atau orang yang memiliki komorbid dan belum vaksinasi booster. Harus dideteksi lebih awal,” imbuhnya.

Data terbaru Dinkes DKI Jakarta per 11 Desember, dari 534 kematian COVID-19 yang tercatat, rata-rata memiliki jarak tanggal swab PCR dengan kematian di empat sampai enam hari. 

“Pasien datang ke RS tidak mengetahui bahwa COVID-19 dan kondisi sudah berat, pas di-PCR prosedur RS barulah ketahuan positif,” tuturnya. 

Sebagai informasi, zona merah COVID-19 di DKI Jakarta tersebar di Jakarta Pusat hingga Jakarta Utara, kecuali Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu. Sementara zona rawan COVID-19 paling banyak per 12 Desember, berada di Jakarta Barat dengan total 910 titik.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X