Ini Pentingnya Vaksin Typhoid untuk Mencegah Tipes

- Senin, 2 September 2019 | 18:36 WIB
Ilustrasi suntikan. (Pixabay/Stevepb)
Ilustrasi suntikan. (Pixabay/Stevepb)

Demam typhoid (tifoid) atau tipes adalah penyakit infeksi akut yang disertai demam yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya menempel pada makanan atau minuman yang dikonsumsi, ataupun menyebar dari orang yang terinfeksi tifoid.

Demam tifoid biasanya disebabkan karena rendahnya kebersihan diri seseorang seperti, higiene perorangan dan higiene penjamah makanan yang rendah, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum (rumah makan, restoran) yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Gejala yang dirasakan dapat timbul secara tiba-tiba atau berangsur selama 10-14 hari. Untuk minggu pertama gejala umum yang dialami oleh penderita adalah:

  1. Demam
  2. Nyeri kepala
  3. Nyeri otot
  4. Mual & muntah
  5. Kehilangan nafsu makan,
  6. Diare maupun konstipasi

Pada minggu pertama, apabila gejala yang dialami diatas sudah 3 hari berturut-turut dan tidak kunjung sembuh, maka sebaiknya segera berkunjung ke pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan sebelum gejala yang lebih buruk dialami.

Apabila gejala ini tidak segera ditangani, dalam minggu kedua akan terdapat gejala dan temuan pemeriksaan fisik. Yang biasanya lebih khas seperti lidah yg khas (kotor di tengah, tepi dan ujung lidah kemerahan, dan tremor), nadi melambat, organ hati, limpa teraba membesar. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menimbulkan kematian.

Efektivitas vaksin thypoid berperan cukup tinggi dalam mencegah infeksi thypoid yakni 50-80%. Meskipun telah melakukan vaksinasi, seseorang tetap harus menjaga kebersihan lingkungan dan terutama memakan makanan dan minuman yang sehat dan terjamin kebersihannya. Indonesia termasuk wilayah endemis thypoid, artinya setiap tahun kejadian thypoid masih tinggi.

Vaksin thypoid sangat dianjurkan terutama untuk anak usia sekolah, dewasa muda, petugas kuliner (yang berhubungan dengan makanan dan minuman), termasuk wisatawan yang berlibur ke daerah endemis.

Vaksin thypoid tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki reaksi alergi berat pada riwayat pemberian vaksin thypoid sebelumnya, ibu hamil dan menyusui, orang yang sedang menjalani therapy antibiotik, orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (HIV / AIDS), dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh atau menderita kanker, atau dalam pengobatan kanker.

Umumnya, efek samping yang ditimbulkan setelah vaksin diberikan tidak terlalu serius. Namun, hal ini tentu bisa berbeda-beda tergantung dengan respon masing-masing tubuh. Namun, masalah yang timbul akibat vaksin thypoid sangat jarang terjadi.

Editor: Administrator

Terkini

X