Waduh! Pertama Kalinya Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Dalam ASI

- Rabu, 19 Oktober 2022 | 07:30 WIB
Ilustrasi ASI. (FREEPIK/rawpixel.com)
Ilustrasi ASI. (FREEPIK/rawpixel.com)

Belum lama ini imuwan menemukan mikroplastik dalam Air Susu Ibu (ASI), hal ini membuat para ahli khawatir tentang potensi risiko kesehatan bayi.

Dilansir Wionews, mikroplastik adalah partikel plastik kecil yang berdiameter kurang dari lima milimeter, lebih kecil dari mutiara yang digunakan dalam perhiasan.

Mikroplastik menyebabkan polusi dengan memasuki ekosistem dari berbagai sumber seperti kosmetik, pakaian, kemasan makanan, dan proses industri.

Baca juga: Bahaya Mikroplastik saat Terhirup oleh Sistem Pernapasan Manusia

Ditemukan pada tahun 2004, mikroplastik telah menyebar ke mana-mana, misalnya saja lautan, garam, air minum, dan kerang.

Potongan-potongan kecil ini bisa memakan waktu puluhan tahun atau lebih untuk terurai sepenuhnya.

Namun, penemuan mikroplastik di dalam ASI ini merupakan yang pertama kalinya.

Dilansir The Guardian, mikroplastik ditemukan dalam sampel ASI yang diambil dari 34 ibu sehat, seminggu setelah melahirkan di Roma, Italia. Para ilmuwan mendeteksi mikroplastik di 75 persen dari mereka.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Polymers ini menemukan mikroplastik yang terdiri dari polietena, PVC, dan polipropilen.

Plastik mengandung bahan kimia berbahaya, seperti ftalat, yang telah ditemukan dalam ASI sebelumnya.

Baca juga: #KAMUHARUSTAU Bahwa Secangkir Teh Terdapat Miliaran Mikroplastik

Dalam studi tersebut, para peneliti mencatat konsumsi makanan dan minuman ibu dalam kemasan plastik dan makanan laut, serta penggunaan produk kebersihan pribadi yang mengandung plastik. Tapi mereka tidak menemukan kaitan dengan keberadaan mikroplastik.

“Jadi, bukti keberadaan mikroplastik dalam ASI meningkatkan kepedulian kami terhadap populasi bayi yang sangat rentan,” kata Dr Valentina Notarstefano, dari Università Politecnica delle Marche, di Ancona, Italia.

"Akan sangat penting untuk menilai cara mengurangi paparan kontaminan ini selama kehamilan dan menyusui," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X