Jangan Langsung Percaya, Ini Fakta & Mitos Soal Olahraga di Tengah Pandemi Menurut Dokter

- Sabtu, 25 Juli 2020 | 12:35 WIB
Warga mengenakan masker dan face shield saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Warga mengenakan masker dan face shield saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Bersepeda dan olahraga mendadak jadi tren yang digandrungi banyak orang, sejak pandemi corona melanda. Di tengah-tengah tren olahraga ini, banyak anggapan yang beredar di masyarakat.

Banyak mitos dan fakta, yang berkembang di masyarakat terkait dengan berolahraga di tengah pandemi corona. Terkait dengan ini, Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto, Sp.KO buka suara.

Menurut Michael, rumor yang beredar di masyarakat soal olahraga di tengah pandemi, justru lebih banyak mitosnya daripada fakta.

-
Warga mengenakan masker dan face shield saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Misalnya saja, rumor soal memakai masker saat bersepeda yang katanya dapat mengganggu kesehatan. Michael mengungkapkan, rumor ini hanyalah mitos. Justru kata Michael, masker dapat melindungi diri dari infeksi.

"Penggunaan masker akan bertindak sebagai barrier antara udara luar dan hidung maupun mulut yang akan menyaring udara sampai dengan 90 persen dan sama sekali tidak menghentikan aliran udara pernafasan," ungkapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Jumat (24/7/2020).

Dia menjelaskan, memakai masker saat berolahraga tak akan mengganggu sistem pernapasan, baik itu dengan intensitas ringan sampai dengan sedang, karena saat itu tubuh tidak membutuhkan udara pernafasan dalam jumlah banyak.

-
Warga berolahraga saat hari bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD) di Jalan Gajah Mada, Jakarta, Minggu (28/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Walaupun ada rasa tidak nyaman, hal itu dapat diatasi setelah penggunaan secara teratur, yang akan membuat tubuh jadi terbiasa memakainya.

Selanjutnya diceritakan Michael, rumor tentang mengikuti CFD aman karena berada di udara terbuka sehingga tidak memungkinkan tertular virus corona.

Padahal kata Michael, CFD justru menjadi tempat di mana orang-orang berkumpul, sehingga sulit untuk menjaga jarak. Dengan begini, maka risiko penularan virus akan meningkat. Itulah sebabnya, masyarakat diminta untuk mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan.

"Yang jelas akan memudahkan untuk terinfeksi," sambungnya.

Kekeliruan lainnya ialah anggapan bahwa berenang sama dengan mandi sehingga baik untuk mencegah virus corona

-
Ilustrasi orang berenang. (Pexels/Duong Nhan)

Michael menjelaskan, jika berenangnya di kolam renang pribadi dan tidak ada orang lain yang terinfeksi virus corona memakai kolam renang, maka risiko penularan virus corona rendah. 

Sebaliknya, risiko penularan virus akan semakin besar jika berenang di kolam renang umum dan tidak menerapkan protokol kesehatan.

Kekeliruan selanjutnya ialah anggapan bahwa bersepeda adalah olahraga paling aman selama pandemi corona. Olahraga ini dapat dikatakan aman jika mematuhi protokol kesehatan sebagai mana telah ditentukan oleh PDSKO yaitu saat bersepeda keluar rumah harus dalam keadaan sehat, bersepeda sendiri ataupun dengan keluarga serumah dan juga memilih daerah yang dilewati yang tergolong dalam zona hijau.

Halaman:

Editor: Zega

Terkini

X