Mengenal Minyak Terpentin, Bahan dalam Industri Cat dan Farmasi

- Jumat, 6 Maret 2020 | 15:25 WIB
Ilustrasi minyak terpentin. (Freepik)
Ilustrasi minyak terpentin. (Freepik)

Minyak terpentin diperoleh dari getah yang berasal dari berbagai jenis pohon pinus. Getah lengket berwarna kuning muda atau coklat yang berbau balsem tersebut diolah dengan cara disuling untuk memisahkan antara minyak terpentin dengan residu lainnya.

Jika disuling, getah tersebut dapat menghasilkan residu berupa minyak atsiri dan juga resin, tergantung dari cara penyulingannya. Di Indonesia sendiri, cara yang biasa digunakan untuk memisahkan minyak terpentin dengan residu lainnya adalah dengan cara disuling.

Penggunaan cara penyulingan atau distilasi uap tersebut bekerja dengan cara mengeluarkan minyak terpentin dengan uap air untuk kemudian ditampung. Sedangkan residu atau sisa yang biasa disebut sebagai gondorukem tersebut kemudian dipisahkan untuk diolah lebih lanjut melalui tahapan yang lain.

-
Minyak terpentin. (Ilustrasi/Exportersindia)

Pohon pinus yang merupakan bahan utama penghasil getah terpentin telah lama dibudidayakan oleh pemerintah Indonesia. Pohon jenis pinus banyak ditemukan di daerah-daerah seperti Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Proses penyadapan atau pengambilan getah dari pohon pinus juga biasanya diawasi oleh pemerintah.

Minyak terpentin memiliki banyak manfaat dan memiliki nilai ekonomis yang baik. Pemanfaatan minyak ini pada umumnya digunakan sebagai bahan untuk membuat cat minyak.

Sedangkan minyak terpentin hasil penyulingan yang memiliki kemurnian mutu paling tinggi dipakai untuk kepentingan farmasi. Kemudian sisanya digunakan sebagai resin atau gondorukem.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X