Belakangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung ada sekitar 2 juta warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri. Kondisi ini membuat Indonesia kehilangan devisa hampir senilai Rp165 triliun.
"Hampir 2 juta orang Indonesia masih memilih berobat ke luar negeri setiap tahun. Kurang lebih 1 juta ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura, sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman, dan lain-lain," beber Jokowi melalui akun Twitter @jokowi.
Baca juga: Jokowi Kecewa Warga Berobat ke Luar Negeri, Kiky Saputri Singgung Pengobatan di Indonesia
Lantas, sebenarnya apa yang mendorong masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri?
Spesialis orthopaedi dan traumatologi dr Anggaditya Putra menjelaskan, kemungkinan warga yang memilih berobat ke luar negeri dilatar belakangi kurangnya pemahaman kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Padahal, alat dan SDM di Indonesia tidak kalah dibandingkan di negara lain.
Namun mengenai jenis penyakit, beberapa orang memilih berobat keluar negeri berkaitan dengan penyakit yang mengancam nyawa seperti jantung hingga kanker.
"Penyakit life-threatening, seperti jantung, pembuluh darah, atau penyakit-penyakit yang membutuhkan terapi, yang belum ada di Indonesia seperti kanker dan sejenisnya. Dari situ kita enggak bisa ploting yang mana berada secara demografis lebih dekat. Misalnya di Sumatera lebih dekat ke sana (ke negara tetangga)," ungkapnya dalam konferensi pers di RSUP Fatmawati, ditulis Minggu (12/3/2023).
Baca juga: Presiden Jokowi Kecewa Banyak Warganya Berobat ke Luar Negeri: Kita Kehilangan Devisa
Hingga kini, belum ada data pasti mengenai kelompok masyarakat mana yang memilih menjalani pengobatan ke luar negeri. Baik dari segi lapisan masyarakat maupun lokasi geografis.
"Kita belum punya number-nya mungkin. Harus mempunyai suatu sistem sehingga punya tools untuk melihat yang kita lakukan ini sudah baik atau belum," pungkas dr Anggaditya.
Artikel Menarik Lainnya: