Dokter: Gonta-ganti Pasangan dan Seks di Usia Muda Tingkatkan Risiko Kanker Serviks

- Selasa, 25 Oktober 2022 | 19:25 WIB
Ilustrasi pasangan berhubungan seks. (Freepik/Racool_studio)
Ilustrasi pasangan berhubungan seks. (Freepik/Racool_studio)

Dokter menyebut bahwa berhubungan seks di usia muda bisa meningkatkan risiko kanker serviks. Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD-KHOM mengatakan, setiap kanker memiliki faktor risiko tersendiri.

Oleh karena itu, ia mengimbau untuk menghindari gont-ganti pasangan dan tidak berhubungan seks sejak usia muda.

"Setiap kanker punya faktor risiko tersendiri, hindari multiple partner dan tidak berhubungan seks sejak usia dini," kata Nadia dikutip dari Antara, Selasa (25/10/2022).

Selain enggak gonta-ganti pasangan, juga penting melakukan vaksinasi human papillomavirus (HPV).

Baca juga: Pentingnya Vaksinasi dan Skrining HPV bagi Wanita untuk Cegah Kanker Serviks

Sebagai informasi, Avaksin HPV sendiri biasa diberikan kepada siswi kelas 5 sampai 6 SD. Vaksin diberikan sebanyak dua kali.

Vaksin HPV bisa diberikan mulai pada anak perempuan sampai wanita berusia 10-45 tahun yang belum aktif berhubungan seksual.

Sementara itu, untuk perempuan yang telah aktif berhubungan seksual, vaksin HPV bisa disuntikkan bila individu belum terinfeksi HPV dan tidak menderita kanker serviks sebelum mendapat vaksin.

Baca juga: Ressa Herlambang Beberkan Ibunda Meninggal Sakit Kanker Serviks 3 Tahun: Ini yang Terbaik

Kanker serviks paling sering didiagnosis pada perempuan berusia antara 35 dan 44 tahun dengan usia rata-rata saat didiagnosis adalah 50 tahun. 

Lebih dari 20 persen kasus kanker serviks ditemukan pada perempuan di atas 65 tahun.

Kanker serviks lebih tinggi tingkat mortalitasnya dibandingkan kanker payudara. Namun, di sisi lain kanker serviks sulit terdeteksi bila tidak ada pemeriksaan rutin.

Kanker serviks baru terdeteksi setelah stadium lanjut di mana gejala seperti perdarahan setelah berhubungan seksual muncul.

Pemeriksaan pap smear bisa dilakukan lima tahun sekali, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan HPV. Opsi lainnya adalah pap smear setiap tiga tahun sekali tanpa pemeriksaan HPV untuk mendeteksi kanker serviks.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X