Lemang merupakan makanan khas yang ada di Pulau Sumatera. Di Sumatera Barat, lemang terkadang disajikan dengan tape. Kalau di Kota Pekanbaru, lemang biasanya dimakan dengan durian.
Bagi warga Kabupaten Kerinci, Jambi, memasak lemang sudah menjadi tradisi. Jadi tak heran kalau perayaan hari-hari besar biasanya orang masak lemang di rumah atau di kebun-kebun.
Seperti yang disampaikan Niarti, seorang petani asal Desa Tambak Tinggi, Kerinci. Kepada Tim Z Creators, Riki Ariyanto, ia mengatakan jika masak lemang sudah menjadi tradisi yang tak bisa dilupakan.
"Masak lemang bambu ini selalu dilakukan kalau hari-hari besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha. Karena di situ keluarga akan berkumpul, bertukar cerita dengan yang pulang dari perantauan," sebutnya.
Masyarakat Kerinci memasak lemang masih dengan cara tradisional menggunakan kayu. Lemang aslinya hanya beras ketan dan santan kelapa. Tetapi ada juga yang membuat lemang dicampur gula atau lemang labu.
Cara pembuatannya tidak susah, siapkan bambu yang sudah dibersihkan. Bambu didapat dari hutan atau kebun-kebun. Untuk isinya, cuci ketan hingga bersih.
"Kalau ketan kami tidak beli. Karena saat menanam padi, kami juga menyisipkan beras ketan putih dan hitam. Gunanya ya untuk seperti ini bikin lemang atau makanan lainnya," sebut Niarti.
Kemudian sebagai tambahan peras kelapa untuk santannya, beri garam secukupnya. Jangan lupa bambu dilapisi dengan daun pisang. Lalu masukkan ketan jangan sampai penuh dan tuangkan santan kelapanya.
Lalu bambu yang sudah berisi dijejerkan dengan cara berdiri dekat kayu api yang dibakar di tengah-tengahnya. Bambu jangan terlalu dekat, agar tidak gosong.
Biasanya masak lemang atau melemang ini dilakukan oleh ibu-ibu, bukan kaum bapak. Katanya jika lemang dimasak ibu-ibu, rasanya lebih nikmat.
Butuh berjam-jam memasak lemang dengan cara traadisional itu. Bisa dari pagi hingga menjelang sore. Makanya harus ada yang menunggu api, supaya tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
Karena udara yang sejuk dan dingin, biasanya keluarga akan duduk-duduk di luar sambil bertukar cerita. Saat bambu sudah berwarna kecokelatan, angkat, dan biarkan sampai agak dingin.
Saat bambu di belah akan keluar lemang. Aroma dari Bambu dan daun pinang lansung menyeruak menambah selera. Lalu rasa ketan bercampur santan yang gurih semakin menggoda untuk mencicipinya. Niarti menyebut tradisi melemang ini sudah turun temurun.
"Ini sudah jadi kebiasaan seperti satu hari menjelang hari raya, melemang itu wajib. Bahkan kalau ada keluarga yang merantau, kalau pulang kampung pasti yang dikangen itu melemang. Jadi waktu hari raya, lemang akan disajikan di piring untuk keluarga dan tamu yang silaturahmi," sebutnya.
