Bakery atau toko roti kian menjamur. Biasanya bakery jadi pilihan banyak orang untuk mendapatkan roti enak, sampai yang kekinian. Namun masih banyak lho gerai roti legendaris berusia puluhan hingga ratusan tahun yang enggak kehilangan eksistensi dan penggemarnya.
Bicara roti jadul, Roti Widoro salah satunya yang masih eksis sejak 1922 sampai sekarang. Roti yang terkenal renyah dan manis legit ini biasa jadi oleh-oleh atau menu hajatan di Sukoharjo.
Kelezatan roti jadul Widoro enggak lepas dari peran Wongso Dinomo, sosok pembuat roti legendaris ini. Wongso Dinomo sendiri mendapat resep roti ini saat menjadi koki di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Selepas jadi koki Keraton, ia pulang ke kampung halamannya di Dusun Widoro, Sukoharjo dan merintis usaha roti, berbekal resep yang dipelajari sebelumnya.
Makanya, nama Widoro disematkan pada usaha roti Wongso Dinomo ini.
Resep Roti Widoro enggak seperti roti kebanyakan. Bukan menggunakan telur ayam, Roti Widoro dibuat dari olahan telur bebek dan gula pasir dalam jumlah banyak. Telur bebek berfungsi sebagai bahan pengembang alami, karena roti ini enggak pakai mentega atau bahan pengembang kimia.
Sedangkan gula pasir selain untuk menciptakan rasa manis yang legit, juga berfungsi sebagai bahan pengawet alami.
Selain resepnya yang tetap dipertahankan, perusahaan ini juga masih memproduksi roti secara manual. Jadi cita rasa dan tekstur roti ini enggak berubah sejak masih diproduksi Wongso Dinomo.
Saat ini perusahaan roti legendaris ini dikelola oleh generai ketiga, Sri Hartanto.
Dalam sehari, pabrik memproduksi ratusan hingga ribuan roti tergantung pesanan, dengan harga Rp6 ribu dan Rp8 ribu per buahnya.
Harga yang relatif terjangkau untuk sebuah menu nostalgia.