Bagi masyarakat Betawi, dodol menjadi menu wajib saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tradisi saling mengantarkan rantang kepada keluarga dan kerabat menjelang Idul Fitri, enggak lupa menyertakan dodol sebagai lambang kekuatan persaudaraan.
Enggak heran belum seminggu bulan Ramadhan tapi permintaan dodol telah mengalami peningkatan cukup signifikan. Salah satu sentra pembuatan dodok yang banjir pesanan saat memasuki bulan Ramadhan adalah H. Satibi.
Pusat pembuatan dodol H. Satibi berada di Jalan Paraji Cilodong, Depok, Jawa Barat. Banyak pelanggannya yang memesan jauh-jauh hari untuk perayaan Idul Fitri nanti. Biasanya menjelang perayaan Idul Fitri pembuatan dodol H. Satibi bisa mencapai 20 wajan atau sekitar 600-700 kg.
H. Satibi yang memulai pembuatan dodol sejak 2006 ini. Awalnya ia hanya menjual di sekitar Jabodetabek, tapi kini permintaan dodol buatannya telah merambah sampai Australia dan Belanda.
Berbahan beras ketan dan gula merah yang didatangkan dari Purwokerto, dodol H. Satibi enggak memakai gula pasir. Dodol H. Satibi mempunyai empat rasa mulai dari rasa original, wijen, ketan hitam, dan durian.
Dibuat masih tradisional selama 8 jam di atas tungku memakai kayu. Rasa dodol H. Satibi sangat kenyal dan legit karena proses pembuatannya yang masih mempertahankan kualitas. Sehingga dodolnya bisa awet beberapa bulan.
Berawal dari iseng membuat dodol untuk konsumsi keluarga dan tetangga, H. Satibi kini bisa meraup jutaa rupiah dari bisnisnya ini.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.