Tidak hanya ikan bakar dabu-dabu, di Maluku kamu juga bisa mencicipi kuliner anti mainstream seperti cacing wawo goreng. Ya, warga di Maluku atau Raja Ampat mengolah cacing menjadi makanan.
Cacing wawo sendiri dikenal dengan nama lysidice oele dan biasa disebut sebagai cacing laor. Cacing ini biasa ditemukan di laut Maluku atau samudera pasifik.
Cacing wawo memiliki bentuk dan warna yang sangat mirip dengan cacing tanah. Bedanya, cacing wawo lebih panjang. Bahkan panjang hewan ini disebut-sebut bisa mencapai 30 cm.
Baca juga: Ikan Salai, Ikon Kuliner Riau yang Bisa Awet Setahun Lebih!
Cacing wawo bisa langsung digoreng setelah dibersihkan dan direndam air garam dan bawang putih.
Setelah digoreng, kamu bisa mengolahnya sesuai selera. Biasanya, setelah digoreng, cacing tersebut bisa diolah menjadi rica-rica.
Untuk rasanya, cacing goreng wawo memiliki tekstur yang kenyal dan sedikit alot ketika dikunyah. Rasanya disebut-sebut mirip seperti makanan laut gurita.
Meski mungkin beberapa orang tak berselera atau bahkan jijik untuk mengonsumsinya, faktanya cacing wawo goreng ternyata menyehatkan.
Zaman dulu, cacing wawo biasa dijadikan makanan pengganti protein. Ya, cacing wawo ternyata memiliki protein yang sangat tinggi dan samasekali tidak berbahaya untuk dikonsumsi.
Masyarakat lokal meyakini bahwa cacing wawo bisa menambah energi para pria.
