Studi Ini Mengatakan Air Laut Global akan Meningkat Drastis

- Sabtu, 6 Februari 2021 | 12:37 WIB
Ilustrasi air laut. (photo/Ilustrasi/Pexels/Lachlan Ross)
Ilustrasi air laut. (photo/Ilustrasi/Pexels/Lachlan Ross)

Pada 2019 lalu, pihak Intergovernmental Panel on Climate Change atau IPCC, selaku badan ilmiah Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB yang melaporkan perubahan iklim, mengatakan bahwa rata-rata permukaan laut akan meningkat setidaknya 2,00 kaki atau 0,61 meter pada 2100 mendatang, tetapi tidak lebih dari 3,61 kaki atau 1,10 meter. 

Dengan kata lain, dalam skenario terburuknya, air laut 'global' hanya akan naik sebanyak 1,10 meter di akhir abad 2100 ini. Angka-angka itu didasarkan pada pemodelan badan PBB itu dengan hitung perubahan iklim dan pemanasan laut, emisi gas rumah kaca yang sedang berlangsung, dan potensi perubahan dalam perilaku manusia untuk mencegah lebih banyak pemanasan. 

Tetapi, angka itu dibantah oleh sekelompok ilmuwan dari University of Copenhagen dan Norwegian Research Center yang baru saja selesaikan studi terbaru mereka terkait prediksi kenaikan permukaan air laut global. Menurut hasil studi terbaru ini, permukaan air laut kemungkinan akan naik lebih cepat daripada prediksi kebanyakan model-model iklim yang telah dibuat sebelumnya, bahkan lebih cepat dibanding skenario terburuk dari pemodelan IPCC pada tahun 2019 itu. 

Dalam studi itu, sekelompok ilmuwan itu meneliti pemodelan-pemodelan permukaan air laut melalui lensa data historis. Mereka melihat seberapa cepat permukaan laut naik di masa lalu saat Bumi menghangat hingga kemudian membuat ekstrapolasi data untuk memprediksi kenaikan permukaan air laut pada waktu mendatang.

"Perbandingan ini menunjukkan bahwa kemungkinan proyeksi kenaikan paling tinggi dari permukaan air laut yang ada dalam laporan IPCC baru-baru ini bakal terlalu rendah," ungkap para peneliti dalam laporan hasil studi yang diterbitkan di Jurnal Ocean Science pada 2 Februari 2021 lalu, sebagaimana mengutip Live Science. 

Salah seorang ahli kelautan dari University Arizona, Joellen Russell berkata tidak mengherankan menemukan bahwa model iklim penting yang dipakai IPCC mungkin meremehkan kenaikan permukaan air laut. Selain itu, Russell juga menambahkan bahwa model terbaru IPCC juga tidak memperhitungkan efek pencairan lapisan es pada kenaikan permukaan laut.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X