Nama buah terong Belanda pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Terong Belanda yang termasuk dalam keluarga terong-terongan ini memiliki bentuk yang berbeda dengan terong ungu yang biasa kita lihat.
Buah ini memiliki bentuk oval seperti telur dan memiliki kulit berwarna hijau bergaris atau merah oranye dan daging buah berwarna oranye.
Rasanya perpaduan asam dan manis dan memiliki banyak kandungan air sehingga kerap diolah menjadi jus.
Di luar Indonesia, buah bernama ilmiah Solanum betaceum ini disebut dengan tamarillo.
Nah, walau di Indonesia disebut terong Belanda, ternyata buah ini bukan berasal dari negeri Belanda, lho.
Banyak sejarawan yang mengatakan bahwa buah tamarillo ini berasal dari Andes Peru, Bolivia, Ekuador, dan Chili.
Buah tamarillo ini diyakini sudah menghilang dari habitat aslinya, tapi saat ini sudah dibudidayakan dan dikembangkan kembali di Kolombia, Brasil, Venezuela, dan Argentina.
Alasan disebut terong Belanda ternyata karena buah ini dibawa dan diperkenalkan oleh tentara Belanda yang datang ke Indonesia pada tahun 1941.
Para tentara Belanda membawa buah ini untuk dibudidayakan pertama kalinya di Bogor, Jawa Barat.
Kini buah terong Belanda banyak ditemukan di Bogor, Jawa Barat, karena iklim di sana cocok bagi pertumbuhannya.
Namun meski termasuk tanaman tropis, terong Belanda ini hanya bisa ditanam di suhu 20 sampai 27 derajat celcius dengan ketinggian 500 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut.
