Di sekitar bangunan cagar budaya berusia ratusan tahun bernama Masjid Sulthoni Wotgaleh, ada komplek pemakaman yang bernama Hastono Wotgaleh. Komplek pemakaman ini hampir setiap hari ramai dikunjungi pengunjung.
Ada yang datang untuk menunaikan ibadah di masjid dan enggak sedikit juga yang datang untuk berziarah. Lokasi ini terkenal menjadi wisata religi karena di dalamnya terdapat makam seorang panglima perang sangat sakti, Pangeran Purbaya.
Pangeran Purbaya yang dijuluki Jaka Umbaran ini adalah putra dari Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam. Konon, Pangeran Purbaya adalah seorang yang sangat sakti sehingga mampu memimpin dan memenangkan perang-perang besar dalam membela kerajaan mataram melawan penjajah.
Setelah wafat dalam sebuah peperangan, Pangeran Purbaya dimakamkan di lokasi yang sekarang disebut Hastono Wotgaleh. Makam yang letaknya dekat Bandara Adisutjipto Jogja ini sangat dikeramatkan.
Bahkan, sampai saat ini masih dipercaya mitos tentang makam ini, yaitu benda apa pun yang lewat di atas makam ini akan jatuh menghujam bumi, entah itu burung atau bahkan pesawat.
Mitos itupun seolah dibenarkan oleh Aan Prawoto (46) salah satu abdi dalem yang menjaga dan merawat makam dan masjid Wotgaleh ini.
"Sampai sekarang warga bahkan pilot TNI AU masih percaya mitos itu mas, dan tidak ada yang berani melanggar,” ujar Aan.
Selain terkenal dengan mitos tersebut, komplek Masjid Sulthoni dan Hastono Wotgaleh ini juga menjadi lokasi wisata religi. Tempat ini biasanya ramai dikunjungi peziarah pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
Baca juga: Ngeri! Mitos Pesawat Akan Jatuh Jika Berani Melintasi Makam Wotgaleh Yogyakarta
Enggak cuma peziarah dari seluruh penjuru Indonesia saja, bahkan ada juga peziarah dari luar negeri yang mengunjungi makam pangeran Purbaya ini untuk melakukan doa bersama sampai melakukan tirakat agar hajatnya terkabul.
Enggak sedikit juga peziarah yang rela menginap di Masjid Sulthoni Wotgaleh demi menyempurnakan tirakat mereka.
"Kalau dari Indonesia kayaknya dari semua pulau sudah berkunjung ke sini, bahkan pernah ada juga keluarga dari negara malaysia berziarah ke makam ini mas,” lanjut Aan.
Para peziarah tersebut biasanya melakukan doa bersama dan melakukan tirakat dengan prosesi menurut kepercayaan mereka masing-masing. Komplek pasarean Hastono Wotgaleh ini dibuka setiap hari selama 24 jam dan dijaga oleh 9 orang abdi dalem keraton secara bergantian.
Siapa saja bisa datang dan mendoakan langsung makam pangeran Purbaya, tapi tentunya harus mengikuti tata tertib yang tertulis di sebelah pintu masuk makam.
