Dalam sejarah Romawi kuno, banyak sekali tokoh-tokoh yang menghianati negara tersebut yang akhirnya memecah belah negara tersebut dan menghantarkannya pada kehancuran.
Salah satunya Mark Antony yang merupakan kalangan penguasa Romawi yang mengukir republik negara tersebut. Seperti yang kita ketahui, Mark Antony adalah kekasih dari Ratu Mesir yang paling terkenal sejagad raya, Cleopatra.
Dikutip dari History, Cleopatra semula memang sengaja menggoda Mark Antony untuk menaklukan Romawi atas Mesir yang pada saat itu ia pimpin. Namun, tak ada yang bisa menebak, keduanya justru terlibat hubungan cinta yang sesungguhnya.
Baca Juga: Menjadi Misteri, Dimana Letak Pasti Makam Cleopatra si Ratu Penakluk Kaisar Romawi?
Cleopatra secara dramatis awalnya memainkan ketertarikan Mark Antony terhadap budaya Yunani dan kecintaannya pada kemewahan. Ia berbaring di bawah kanopi, berpakaian seperti Afrodit, dewi cinta Yunani di hadapan Mark Antony. Disuguhi dengan pemandangan yang luar biasa, Mark Antony kewalahan akan tontonan tersebut.
Antony dan Cleopatra menghabiskan musim dingin tahun 41-40 SM di Aleksandria. Keduanya menikmati perpaduan unik budaya Mesir dan Yunani yang membuat kota ini terkenal.
Hubungan tersebut pun rupanya telah mencapai keseimbangan yang memuaskan antara kesenangan dan tanggung jawab politik mereka. Namun, musim semi tahun 40 SM membawa berita dari Roma yang menghancurkan kisah cinta dua sejoli ini. Istri Antony, Fulvia menjadi penyebab masalah muncul.
Keduanya diuji untuk memilih kesetiaan mereka kepada negara masing-masing. Meski keduanya semula mampu mengatasi masalah tersebut, namun hubungan itu mendorong terjadinya peperangan antara Romawi dan Mesir yang terjadi di Yunani.
Pada 31 SM sekitar 900 kapal bentrok di Pertempuran Actium. Peristiwa itu adalah pertarungan yang amat ketat. Ketika kapal-kapal Cleopatra melarikan diri, Antony mengikutinya hingga pasukannya pun menyerah.
Dua sejoli itu pun dengan mudah dikalahkan oleh tentara Romawi, dan secara dramatis keduanya bunuh diri. Kematian Mark Antony menghilangkan hambatan terakhir untuk Oktavianus menjadi satu-satunya kaisar Roma. Ia digelari oleh Augustus pada 27 SM.
