Sebuah perusahaan real estate raksasa di China mempekerjakan mesin artificial intelligence (AI) untuk jadi debt collector hingga didapuk sebagai employee of the year atau karyawan terbaik tahun 2021.
Adalah raksasa real estate China Vanke Group baru-baru ini memicu kontroversi.
Jika melihat foto Cui Xiaopan, karyawan yang memiliki kecerdasan buatan AI, orang-orang mengira kalau dia seorang wanita wanita berusia 20-an dengan ekspresi yang sangat tegas di wajahnya, tetapi pada kenyataannya, dia bahkan bukan manusia.
Foto yang dihasilkan AI yang digunakan perusahaan China untuk menggambarkan penagih utang hanyalah sebagai kampanye untuk menyegarkan mata siapa yang melihatnya.
Namun di balik itu sosok tersebut merupakan kecerdasan buatan yang dingin dan diperhitungkan.
Dalam hal kinerja jangan ditanya lagi, penagih utang AI berhasil melampaui rekan manusianya dengan margin yang cukup besar.
Dia sukses mencatat tingkat keberhasilan 91,44% menagih utang yang jatuh tempo.
“Di bawah dukungan algoritme sistematis, dia dengan cepat mempelajari metode manusia untuk menemukan masalah dalam prosedur kerja dan data dan telah menunjukkan keahliannya ratusan ribu kali lebih banyak daripada manusia,” kata Yu Liang, ketua dewan direksi Vanke melalui media sosial seperti yang dikutip dari Odditycentral, Jumat (4/2/2022).
Cui Xiaopan, seorang karyawan AI yang dikembangkan oleh tim internal menggunakan toolkit dari Xiaoice, sistem AI canggih yang dimiliki oleh Microsoft China.
Mesin AI tersebut baru mulai bekerja di departemen akuntansi perusahaan pada Februari tahun lalu, tetapi dia bisa dengan cepat mempelajari seluk beluknya dan berhasil menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh penagih utang manusia.
Penagih utang yang diberdayakan AI tampaknya melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam 10 bulan sehingga, dari total 140.000 karyawan Vanke Group, dia dinobatkan sebagai karyawan terbaik tahun ini pada tahun 2021.
Itu cukup mengesankan namun juga kontroversial, dan pengumuman perusahaan memang benar-benar menarik.
Begitu juga muncul reaksi beragam di media sosial.
Beberapa orang memuji teknologi AI yang dikembangkan, tetapi yang lain mengatakan bahwa Vanke melakukan hal yang salah dengan menyebut program komputer 'karyawan bulan ini', karena pekerja manusia harus lebih dihargai.
