Suku Jawa memang menjadi suku yang amat luas dan tersebar di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Hal ini bermula dari masa penjajahan Belanda, yang mana warga asli Jawa ditransmigrasikan ke seluruh wilayah untuk dipekerjakan secara paksa pada waktu itu.
Hal ini membuat suku Jawa akhirnya berinteraksi dengan suku lainnya dan tak jarang banyak yang membangun rumah tangga dengan menikahi suku-suku asli dari wilayah tersebut.
Akan tetapi, pernahkah kamu mendengar jika orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sunda karena dianggap membawa malapetaka?
Baca Juga: Fakta Kerajaan Majapahit, Sebuah Negara Besar yang Pada Akhirnya Runtuh
Dikutip dari buku History of Majapahit, ternyata mitos ini bermula dari Hayam Wuruk seorang raja keempat Majapahit hendak mempersunting Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda.
Akan tetapi, kisah cinta kedua bangsawan ini justru menjadi tragedi perang yang hebat antara Majapahit dengan Sunda. Raja Sunda yang datang ke Bubat bersama dengan permaisuri dan putri Dyah Pitaloka mendapati sebuah kesalahpahaman.
Kedatangan itu disalah artikan oleh Patih Gajah Mada yang menganggap bahwa Kerajaan Sunda menyerahkan diri dan mengakui bahwa mereka adalah bagian dari Kerajaan Majapahit. Hal itu memicu terjadinya perang Bubat yang menyebabkan Raja Sunda, Linggabuana gugur beserta keluarganya.
Perlu diketahui, Kerajaan Majapahit dahulunya ingin menguasai seluruh wilayah Nusantara sebagai wilayahnya. Tak jarang bala tentara Majapahit kerap melakukan perang untuk menaklukan wilayah tersebut.
Mengetahui ayahnya gugur beserta ibu dan kakak tercinta, Pangeran Niskalawastu Kancana pun ditetapkan sebagai penerus takhta. Ia lantas memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit sekaligus mengeluarkan larangan untuk kalangan orang Sunda menikah dengan orang diluar wilayah mereka.
Aturan inilah yang kerap diartikan oleh masyarakat, bahwa orang Sunda dilarang menikah dengan orang Jawa atas perintah sang pangeran karena kesedihannya kehilangan keluarga di tangan Majapahit.
