Sejumlah negara mulai mengumumkan rencananya untuk atasi terjadinya perubahan iklim. Mengatasi perubahan iklim akan membutuhkan konsep ulang perencanaan dan desain dari perkotaan. Melihat hal itu, Arsitek dan Ketua Yayasan Kualitas Hidup, Sadie Morgan memberikan komentarnya.
"Ini tentang mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa kita menggunakan lebih sedikit sumber daya," ungkapnya.
Ketika merancang struktur baru, arsitek harus pikirkan bagaimana bangunan dapat didekonstruksi dan didaur ulang pada akhir siklus hidupnya, atau diubah dengan tujuan lain. Perencana kota dapat menciptakan lebih banyak tempat lagi untuk orang berkumpul dan bersosialisasi tanpa mobil.
Sekitar 56% orang di seluruh dunia tinggal di kota, tetapi daerah perkotaan bertanggung jawab atas sekitar tiga perempat emisi dari CO2 global. Pentingnya kota dalam upaya memperlambat perubahan iklim akan terus tumbuh, dengan lebih dari dua pertiga orang diperkirakan akan tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2050 mendatang.
"Menghidupkan alam bukanlah sesuatu yang ada di luar tubuh kita, di luar rumah kita, di luar kota kita," jelasnya.
"Kita harus mendefinisikan kembali hubungan kita, keseimbangan baru antara lingkungan manusia dan lingkungan alam yang hidup." tuturnya.
