Bendera LGBT Berkibar di Indonesia, Ingat Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom yang Dimusnahkan

- Rabu, 25 Mei 2022 | 10:17 WIB
Ilustrasi kaum LGBT. (Reuters)
Ilustrasi kaum LGBT. (Reuters)

Isu terkait lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) belakangan kembali ramai di Indonesia. Menyusul podcast Deddy Corbuzier yang mengundang sosok gay, bendera LGBT kemudian dikibarkan di halaman kantor Kedubes Inggris untuk Indonesia di Jakarta.

Bicara soal LGBT, pada awalnya istilah itu tidak ada. Bahwa homoseksual memang ada sejak dahulu kala, itu tak terbantahkan. Namun dulu tak ada istilah semacam itu.

Istilah LGBT sendiri baru muncul sejak era 1990-an, menggantikan frasa "komunitas gay".

Dalam perkembangannya, LGBT ditambahkan dengan Q menjadi LGBTQ pada tahun 1996, dengan Q sebagai akronim dari Queer. Q dipakai untuk mewakili orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka. 

Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom

Membahas soal homoseksualitas, tentu tak lepas dari kisah Nabi Lut atau Luth yang diutus untuk kaum Sodom dan Gomorrah. Dalam agama-agama Abrahamik (Yahudi, Kristen, Islam), kisah Nabi Luth kerap dijadikan landasan untuk melarang atau mengutuk homoseksualitas.

Alkisah, penduduk Kota Sodom melakukan perbuatan homoseksual antara sesama lelaki, biasa melakukan perampokan, melakukan berbagai kemungkaran di tempat pertemuan mereka, dan tidak ada yang mau mencegah kemungkaran tersebut.

Nabi Luth mendakwahi agar mereka bertakwa kepada Allah. Dia menegaskan tidak meminta upah atas seruannya. Luth mengutuk tindakan penduduk Sodom karena dianggap sudah melampaui batas dan menyatakan bahwa perbuatan mereka ini tidak pernah dilakukan orang lain sebelumnya.

Diingatkan Luth, penduduk Sodom menolak. Mereka mengatakan kalau Luth hanyalah orang yang sok suci dan mengancam akan mengusirnya. Penduduk Sodom juga melarang keras Luth untuk memberi perlindungan pada orang-orang yang akan mereka rampok atau perkosa. Lebih jauh, mereka juga meminta agar Luth segera mendatangkan azab yang dia ancamkan selama ini.

Pada akhirnya, Kota Sodom dan Gomorrah hancur berkeping-keping.

Alquran dan Alkitab menyebutkan bahwa tempat tinggal kaum Luth dijungkirbalikkan dan dihujani belerang dan batu dari tanah yang terbakar.

Sumber di luar Alquran berhipotesa bahwa malaikat mengangkat negeri itu sampai ke awan. Saat terdengar kokok ayam dan lolongan anjing, negeri itu dibalikkan dan dijatuhkan.

Baik Alquran dan Alkitab menjelaskan bahwa istri Luth termasuk orang yang binasa dalam kejadian tersebut. Al-Qur'an sendiri tidak merincikan mengenai keadaan istri Luth saat binasa dan terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini.

Pandangan Ilmiah

Diduga bahwa jika cerita di kitab-kitab samawi mengenai kota Sodom dan Gomorrah mempunyai dasar sejarah. Kota tersebut kemungkinan hancur dikarenakan suatu bencana alam. Salah satu gagasan yang muncul adalah bahwa Laut Mati luluh lantak akibat gempa bumi di sekitar tahun 2100 sampai 1900 SM. 

Hal ini lalu kemungkinan menyebabkan hujan tar yang panas. Adalah mungkin bahwa kedua kota tersebut dihancurkan oleh gempa bumi yang dimaksud, khususnya kota-kota tersebut terletak di sepanjang patahan besar seperti Lembah Patahan di Yordan, akan tetapi, tidak ada satupun catatan kontemporer tentang aktivitas seismik yang mendukung teori ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X